Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > Susu Kental Manis Bukanlah Susu, Simak Dampak Negatifnya untuk Anak!

Susu Kental Manis Bukanlah Susu, Simak Dampak Negatifnya untuk Anak!

Gaya hidup | Selasa, 14 Februari 2023 | 20:44 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Susu Kental Manis Bukanlah Susu, Simak Dampak Negatifnya untuk Anak!

KABARINDO, JAKARTA - Balita minum susu kental manis dan ada juga minum kopi beberapa hari lalu sempat viral di media sosial. 

Kejadian tersebut pun menjadi perhatian dari berbagai pihak, termasuk Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (Kopmas).

Sekjen Kopmas Yuli Supriyati dalam gelaran acara diskusi media "Salah Kaprah Susu, Keaehatan Anak, dan Peranan Media Sosial" di Rumah Wijaya Jalan Wijaya V, Melawai, Jakarta. Selatan, Selasa (14/2/2023), mengatakan bahwa fenomena ini sudah menjadi turun-temurun karena dikaitkan dengan minimnya literasi bagi masyarakat.

"Sebab masih salah kaprah apakah susu kental manis dinilai sebagai susu, padahal bukan. Ada juga asumsi bagi masyarakat kalau ada kata susunya seperti kopi susu atau permen susu dan lainnya ada kata susu merasa sudah sehat. Jadi mereka langsung mengkategorikan itu pasti susu, padahal itu bukan susu," paparnya. 

Susu Kental Manis Bukanlah Susu, Simak Dampak Negatifnya untuk Anak!

Minimnya literasi bagi masyarakat di Indonesia menjadi catatan untuk pemerintah. Menurutnya perlu dilakukan secara merata informasi atau pembekalan apa itu susu.

ia menilai lanjutnya lagi, asumsi masyarakat yang berkembang untuk minum susu kental manis atau produk kemasan campur susu karena merasa enak. Sebab enggak paham kalau susu kental manis bukanlah untuk anak-anak, khususnya usia di bawah usia 12 bulan.

Rendahnya literasi, di mana masyarakat tidak terbiasa memperhatikan kandungan nutrisi pada produk yang dikonsumsi asal kenyang, enak, disukai anak-anak . Masyarakat juga tidak paham kenapa kental manis tidak boleh diberikan sebagai minum susu untuk anak.

dr Agnes Tri Harjaningrum, Sp. A Ahli Gizi menjelaskan, rendahnya literasi di masyarakat memicu dampak jangka pendek dan panjang bagi kesehatan anak. Masalah tersebut bisa mengganggu kesehatan anak, baik dari segi pemenuhan gizi sampai pertumbuhannya.

Jangka pendek bisa membuat anak obesitas. Sementara jangka panjang bisa menyebabkan stunting pada anak, juga penyakit lain," ujar dr Agnes.

"Kalau mau sesuai arahan WHO dan IDAI kalau mau melahirkan anak berkualitas tentu harus MPASI yang benar. Banyak sekali yang salah seperti pemberian susu kental manis dimasa MPASI di bawah usia 1 tahun, berdampak jangka pendek bisa memicu mal nutrisi seperti syndrome metabolik dan obesitas. Kalau panjang bisa diabetes, kolesterol, jantung dan ujung-ujungnya bisa jadi stunting," ungkap dr Agnes. Foto: Orie Buchori / Kabarindo.com


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER