KABARINDO, PARAPAT-Panasnya persaingan Reli Danau Toba diramaikan juga oleh hangatnya keinginan Danau Toba dan Pemprov Sumatera Utara untuk kembali menggelar World Rally Championship (WRC) di sana seperti pada 1996 dan 1997.
Hal itu diutarakan oleh Wagub Sumut yang juga peserta Reli Danau Toba, Musa "Ijeck" Rajekshah, dan Kadisbudpar Pemprov Sumut, Zumri Sulthony pada Jumat (10/12) di lokasi lomba di Aek Nauli, Sumut. Pebalap Team Jagonya Ayam, Sean Gelael, dan Subhan Aksa mendukung rencana tersebut.
Wagub menyatakan bahwa alasan terkuatnya adalah, "Dampak ekonomi yang pasti bagus, karena baru menggelar Kejurnas seperti ini saja sudah besar. Kami selaku pemerintah daerah akan meminta bantuan pemerintah pusat agar kita sama-sama memberikan dukungan maksimal seperti halnya Mandalika untuk WSBK dan MotoGP. Tahapannya adalah 2022 menggelar Asia Pacific Rally Championship dan baru pada 2023 WRC."
Destinasi wisata
Zumri menegaskan bahwa saat ini Danau Toba masuk lima destinasi wisata utama Indonesia. "Dari situlah kami yakini bahwa kalau menggelar WRC multiplier effect-nya akan terasa. Setelah itu tinggal kita usahakan kesinambungannya," ujar Zumri.
Sebagai pebalap, Sean dan Subhan tentu senang kalau WRC benar-benar kembali hadir di Tanah Air. "Lintasannya bagus, menantang. Saya tanya ke mekanik dan engineer saya yang dari Portugal, mereka juga senang kalau Danau Toba menggelar WRC," kata Sean.
"Yang penting dukungan dari pemerintah lokal harus total. Karena pengalaman di Australia WRC pernah batal karena tak ada dukungan serupa. Fasilitas dan infrastruktur saya yakini bisa segera diperbaiki," kata Subhan.
Saat menggelar WRC, Reli Medan memang dipuji sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Salah satu alasannya adalah kawasan yang beragam, dari perkebunan sawit, teh, hingga eukaliptus. Lintasan pun ada yang gravel (tanah liat) dan bebatuan.
Carlos Sainz (Spanyol) yang saat itu mengendarai Ford memenangi dua seri WRC yang digelar di Medan tersebut.