JAKARTA, KABARINDO -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumpulkan pemimpin dan investor hulu migas dalam IPA Special Session: Building Partnership – Indonesia Oil And Gas Investment. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan IPA Convex 2025 di Indonesia Convention & Exhibition (ICE) BSD, pada Kamis (22/05/2025).
Daya tarik Indonesia di mata investor migas semakin meningkat seiring dengan dukungan pemerintah yang terus membenahi regulasi, memperkuat konektivitas data, serta menerapkan kebijakan fiskal yang fleksibel. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan produksi migas nasional guna mendukung ASTA CITA Presiden Prabowo dalam menciptakan ketahanan energi.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam sambutannya menyampaikan, selama beberapa tahun terakhir, nilai investasi terus meningkat dan aktivitas eksplorasi di aktif dan open area maupun pengembangan menunjukkan pemulihan yang signifikan. Penemuan-penemuan terbaru eksplorasi di Indonesia menjadi hot spot dan tujuan penting eksplorasi di Asia Tenggara dan global.
“Sebagai bagian dari upaya dukungan industri hulu migas membangun ketahanan energi nasional, sebagai bagian dari rencana jangka menengah, pemerintah Indonesia menargetkan penawaran 60 wilayah kerja (WK) Migas baru selama periode dua tahun kedepan. Ini mencerminkan komitmen kami untuk menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional dan memperluas peluang investasi bagi mitra global,” ungkapnya.
“Kepercayaan Anda adalah dorongan besar bagi kami untuk terus membangun industri ini secara inklusif, efisien, dan berdaya saing tinggi. Sebagaimana arahan Presiden untuk meningkatkan produksi migas nasional, saya ingin menegaskan kembali bahwa SKK Migas siap menjadi mitra yang proaktif, responsif, dan mendukung penuh setiap langkah investasi hulu migas di Indonesia,” imbuh Djoko.
Selain itu, Djoko mengapresiasi para operator dan investor yang telah berpartisipasi aktif dalam eksplorasi migas Indonesia. Beberapa operator dan investor yang terlibat dan hadir, yaitu Pertamina, ExxonMobil, Petronas, Eni, BP, Posco, Woodside, Medco, Shell, Total, SK Earthon, EnQuest, ARAR Petrol A.S. (Impression Ventures AG), PETROS, JOGMEC, Dialog, Valeura,Petrochina, CNOOC, SINOPEC, INPEX, Zarubezhneft, KUFPEC, PTTEP, dan JAPEX.
Sementara Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus menjelaskan, Indonesia memiliki 128 cekungan sedimen yang dapat dieksplorasi menjadi cekungan migas. Dari 128 cekungan tersebut, hanya 20 cekungan yang berproduksi dan 27 cekungan sudah memiliki penemuan hidrokarbon (discovery basin) namun belum berproduksi, dan ini hanya sekitar 37% dari total jumlah cekungan sedimen yang ada.
Saat ini terdapat 162 WK di Indonesia, dengan status cadangan minyak dan gas Indonesia saat ini adalah sekitar 9 BBOE. Usaha-usaha untuk meningkatkan temuan cadangan dan produksi di cekungan migas dan penambahan WK migas di Indonesia sangat dibutuhkan melalui investasi baru eksplorasi dan penawaran WK migas.
Rikky menjabarkan, secara umum terdapat 3 (tiga) mekanisme investasi hulu migas di Indonesia saat ini, yaitu di open area dengan mengajukan usulan WK baru di wilayah terbuka, mekanisme lainnya adalah dengan farm-in pada WK existing, dan yang terakhir adalah strategic partnership dengan operator existing di WK aktif.
“Terkait dengan farm-in opportunity, SKK Migas akan memberikan informasi perihal WK mana yang mengusulkan disclosed data untuk mencari partner, dan akan di-update setiap bulannnya. Dalam hal ini SKK Migas hanya menyampaikan kesempatan tersebut, untuk selanjutnya jika investor tertarik maka bisa langsung menghubungi operator terkait secara B to B. kami akan berikan PIC dari WK yang sedang open data untuk farm out tersebut,” jelasnya.
Mekanisme yang terkahir adalah melalui Strategic Alignment/Partnership, di mana pada mekanisme ini operator yang kesulitan dalam mengembangkan suatu lapangan atau potensi eksplorasi dapat bekerjasama dengan investor/kontraktor yang memiliki kemampuan dalam mengembangkan lapangan atau potensi eksplorasi pada kondisi tertentu, tanpa mengubah participating interest di dalam WK tersebut.
Lebih lanjut Rikky menyampaikan bahwa saat ini proses penyusunan regulasi terkait hal ini sudah dalam tahap akhir, dan akan diimplementasikan secepatnya. “Kami percaya, kolaborasi yang kuat akan menjadi kunci keberhasilan untuk mencapai ketahanan energi nasional dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar dia.
Rikky menambahkan bahwa SKK Migas siap menjadi fasilitator aktif dalam mendukung ketertarikan dan langkah nyata investor. Kegiatan investor engagement seperti ini merupakan usaha SKK Migas dalam menghadirkan investor dan mempromosikan potensi migas Indonesia. “Kami akan terus memberikan dukungan penuh melalui informasi area-area berpotensi untuk peluang investasi migas dengan ketersediaan data yang ada, serta koordinasi yang baik untuk mempermudah setiap tahapan investasi di sektor hulu migas,” tutupnya.