Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > Sikap Luksemburg terhadap Pengungsi Ukraina dan Suriah

Sikap Luksemburg terhadap Pengungsi Ukraina dan Suriah

Internasional | Sabtu, 19 Maret 2022 | 22:52 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Sikap Luksemburg terhadap Pengungsi Ukraina dan Suriah

KABARINDO, ANTALYA – Menteri Luar Negeri Luksemburg menyatakan sikapnya dalam memperlakukan pengungsi dari Ukraina dan Suriah di Forum Diplomasi Antalya, Turki minggu ini.

“Saya sangat menentang memperlakukan pengungsi dari Ukraina … [secara] berbeda dengan mereka yang harus meninggalkan Suriah atau negara lain di kawasan ini,” Jean Asselborn, Menteri Luar Negeri Luksemburg dan Eropa, Imigrasi dan Suaka, mengatakan kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency.

Asselborn menekankan bahwa “memperlakukan orang secara berbeda berdasarkan warna kulit, bahasa, dan agama mereka [adalah hal yang] tidak dapat diterima di Eropa.”

Ia menambahkan bahwa menerima pengungsi dari Ukraina adalah tugas mereka, seperti halnya menerima pengungsi dari negara lain walau berbeda agama.

“Jika perang membuat orang melarikan diri, pintu ke UE (Uni Eropa) harus terbuka untuk beberapa orang, seperti untuk yang lain,” tambahnya.

Ditanya tentang kebijakan imigrasi UE, dia menjawab, “Ada dua kata penting: ini adalah solidaritas dan tanggung jawab.”

“Di semua negara UE, kami tidak baik dalam hal migrasi,” katanya, “Kami memiliki masalah besar, di beberapa negara tetapi juga secara umum, dan oleh karena itu jika kami tidak dapat menetapkan kebijakan migrasi Eropa, saya pikir kami akan menyeret bola dan rantai ini selama bertahun-tahun yang akan datang.”

Ia menambahkan, “Jika UE adalah tempat di mana kita membela hak asasi manusia, [maka] kita membela supremasi hukum. Kita harus bersatu untuk memiliki kebijakan migrasi bersama yang sejalan dengan nilai-nilai UE.”

Menurut PBB, lebih dari 2,7 juta orang dari Ukraina telah mencari perlindungan di luar negeri. Sementara itu, lebih dari 6 juta warga Suriah telah meninggalkan negara itu dan 6,7 juta mengungsi secara internal sejak dimulainya perang saudara pada 2011.

Forum diplomasi di kota peristirahatan Antalya itu mempertemukan peserta dari 75 negara, termasuk 17 kepala negara, 80 menteri pemerintah, dan 39 perwakilan organisasi internasional.

Masyarakat Eropa telah mendapatkan kritikan karena tidak menerima pengungsi Suriah sehangat mereka menerima pengungsi Ukraina.

***(Sumber dan foto: Anadolu Agency)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER