KABARINDO, JAKARTA - Shinici Sahara, Project Leader dan Team Director of MotoGP Suzuki Ecstar, mengakui baru pertama kali melihat aksi pawang hujan dalam gelaran balap. Tapi siapa sangka, dia menyukai kearifan lokal tersebut.
"Tidak (belum pernah lihat sebelumnya), percaya itu perlu. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Tapi saya menyukainya," ujar Sahara sembari tertawa kecil saat ditemui dealer Suzuki Sejahtera Buana Strada di Sunter, Jakarta Utara, Selasa (22/3/2022).
Dia mengatakan aksi pawang hujan belum pernah ditemukan dalam ajang MotoGP di negara lain. Namun ia mengaku tidak kaget, karena Sahara pernah diinformasikan bahwa acara besar di Indonesia biasanya menggunakan pawang hujan.
"Ya saya belum pernah lihat sebelumnya, saya pernah diberi tahu hal-hal seperti itu di Indonesia adalah sesuatu yang normal ketika memiliki event besar, ada pawang hujan," kata dia.
"Mungkin itu (pakai pawang hujan) suatu ide yang bagus digunakan dalam acara kami," canda dia.
Ya, gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia menyisakan cerita unik, yakni peran pawang hujan Rara Istiati Wulandari.
Perempuan asal Jawa dan kini tinggal di Bali itu melakukan ritual menghentikan hujan di tengah trek. Aksinya membawa sesajen dan membuat tarian khusus untuk menangkal hujan menjadi hiburan tersendiri di tengah MotoGP Mandalika.
Banyak yang terkesan melihat aksi Rara, yang jelas menjadi pengalaman pertama bagi para rider luar negeri. Bahkan, juara dunia MotoGP Fabio Quartararo sampai menirukannya di paddock karena saking senangnya.
Rara Pawang Hujan
Rara makin dipuji setelah ritualnya dianggap berhasil. Tak lama setelah ritual digelar Rara, hujan berangsur reda, sampai akhirnya balapan bisa digelar pada pukul 15.15 WIB.
Media-media Internasional memuji Rara sebagai pawang hujan jempolan. Akun Twitter MotoGP sampai mengakuinya. "Ini berhasil," cuitnya, mengenai aksi Rara menghentikan hujan. Foto: Ridwan Arifin