Sharp Class Kembali Dukung Peningkatan Kompetensi Siswa SMK
Program kelas pendampingan intensif, perkenalkan atmosfer kerja profesional
Surabaya, Kabarindo- Memasuki tahun ajaran baru 2022-2023, Sharp Indonesia terus berupaya menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan SMK melalui program Sharp Class.
Program pendampingan yang menyasar sekolah-sekolah SMK se-Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa di tengah minimnya angka serapan pekerja lulusan SMK. Pada 7 Juli lalu, Sharp Indonesia menyasar provinsi Lampung dan meresmikan kerja sama program Sharp Class dengan SMKN 2 Metro Lampung.
Ronald R. Huwae, General Manager Customer Satisfaction Sharp Indonesia, menjelaskan Sharp Class merupakan program pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh teknisi profesional dari Sharp Indonesia kepada siswa-siswi SMK. Hal ini bertujuan mempersiapkan mereka menjadi lulusan yang unggul dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan dunia industri.
“Sharp Class merupakan upaya kami dalam meningkatkan kompetensi dan memperkenalkan dunia kerja profesional bertaraf internasional. Dengan mendampingi siswa-siswi berprestasi pada program ini, maka mereka berkesempatan untuk bergabung dengan tim customer satisfaction Sharp Indonesia,” ujar Ronald.
Sebelumnya Sharp Class telah hadir di Banda Aceh, Bandung, Denpasar, Palu dan 10 kota lainnya dan sukses meluluskan lebih dari sekitar 610 siswa siswi SMK yang sebagian telah diserap oleh beberapa perusahaan termasuk Sharp Indonesia.
Kembali diadakan di Sumatera setelah terhenti akibat pandemi, Sharp Class singgah di kota Metro, Lampung. Sharp Indonesia diwakili oleh Ronald R. Huwae dan Choirul Huda, Branch Manager Sharp Lampung, sementara SMKN 2 Metro Lampung diwakili oleh Kepala Sekolah Armina dan pejabat Diknas setempat.
Armina mengapresiasi bahwa SMKN 2 terpilih sebagai sekolah bimbingan Sharp Indonesia. Ia berharap melalui program ini dapat menyesuaikan kompetensi sekolahnya dengan kebutuhan industri dan dunia profesional.
“Tidak hanya untuk siswa-siswi terpilih, namun juga untuk para pengajar yang mendapatkan insight langsung dari lapangan,” ujarnya.
Sharp Indonesia dalam program CSR tersebut memberikan materi yang beragam sebagai pelengkap kurikulum yang telah diberikan pihak sekolah, mulai dari teori, praktek langsung, hingga pelatihan koordinasi di dunia profesional, sikap dan perilaku serta kepemimpinan.
Hal ini ditekankan oleh Choirul. Menurut ia, kebutuhan dari teknisinya saat ini tidak hanya pengetahuan dan kemampuan mengenai service produk semata, namun harus mengerti pola komunikasi dan membantu mengarahkan konsumen.
“Di luar hal-hal teknis dan teoritis, kami merasa perlu menyoroti kebutuhan teknik komunikasi dan leadership yang tepat, serta dapat menggambarkan kondisi dunia kerja. Harapannya melalui program ini, para pelajar mampu menjadi teknisi yang andal, tangguh dan cepat tanggap terhadap kebutuhan konsumen saat ini,” terangnya.
Setelah keadaan semakin membaik, Sharp Indonesia berencana untuk memperluas cakupan program Sharp Class ini. Usai mengadakan di kota Bandung dan Lampung, pada tahun ini, Sharp akan terus menargetkan pertumbuhan siswa peserta Sharp Class.
“Kami antusias untuk menemukan siswa-siswi SMK berbakat di Indonesia. Kami berharap program ini dapat menemukan talenta-talenta terbaik di penjuru Nusantara,” ujar Ronald.