KABARINDO, LOMBOK— Pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah, dengan adanya berbagai event di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Desa Kuta, Kecamatan Pujut kian meningkat, meski ditengah situasi pandemi COVID-19 yang masih terjadi. Event- event yang sudah dan akan dilaksanakan ternyata memberikan multiplayer epek luar biasa.
Sebelum berlangsung event MotoGP pada Maret mendatang, akan ada event Bau Nyale pada 20-21 Februari 2022 atau tepatnya setelah tes pra musim MotoGP ini.
Keputusan hari bau nyale yang sudah menjadi event turun temurun warga sasak, diputuskan bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat dengan cara melakukan ritual “Sangkep Warige” atau melakukan musyawarah.
Penetapan tersebut dilakukan berdasarkan tanda- tanda alam yang terjadi seperti adanya bunyi tengkere, bintang rewot, penanggalan sasak dan tanda- tanda lainnya. Dengan adanya event ini, menjadikan perekonomian warga semakin menggeliat. Terlebih ada ratusan ribu wisatawan yang akan berkunjung di daerah itu.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri menyatakan, selaku pelayan masyarakat menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Kominfo RI yang memberikan nuansa sejuk untuk kemaslahatan para pengunjung yang berada di KEK Mandalika. Ia berharap pada event bau nyale juga nantinya mampu berkolaborasi untuk mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
“Sebagai pelayan merasa terharu, karena tidak pernah berfikir Lombok Tengah seperti ini. Namun anugrah dari yang maha kuasa yang luar biasa kami rasakan. Setelah adanya WSBK, ada tes pramusim kemudian nanti ada event bau nyale baru kemudian MotoGP. Kami tidak pernah terpikir ada ratusan ribu orang yang datang ke daerah kami,” ungkap Lalu Pathul Bahri saat melakukan konfrensi pers di Media Center Indonesia (MCI), Sabtu (12/2/2022)
Saat ini sedang dilakukan berbagai macam pembangunan, sebagai upaya mendukung akomodasi bagi para wisatawan saat event berlangsung. Dengan adanya berbagai event besar ini, tentu juga akan mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat luar biasa bagi Lombok Tengah. “Karena untuk MotoGP, tamu beli tiket saja kita dapat pajak hiburan 15 persen. Belum dihitung pajak hotel dan restoran 10 persen,”tegasnya.
Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Lombok Tengah, H Lalu Lendek Jayadi menyatakan jika mereka terus berusaha untuk menciptakan suasana yang nyaman di destinasi wisata yang dimiliki Lombok Tengah. Bentangan pantai yang indah didukung juga dengan tradisi masyarakat yang masih kental menjadi daya tarik tersendiri di daerah yang dijuluki Gumi Tatas Tuhu Trasna ini.
“Salah satunya menjelang MotoGP ada tradisi Bau Nyale yang berlangsung 20-21 Februari. Ini sebagai wujud kita memelihara atraksi budaya yang sudah menjadi peninggalan leluhur kami. Terlebih memang pariwisata kita adalah pariwisata yang tentunya menarik minat para wisatawan dengan berbagai keunikan yang dimiliki,”jelasnya.
Ia menceritakan penetapan bau nyale memiliki peroses yang panjang dan begitu alot. Karena masing- masing para tokoh budaya yang sudah memahami ilmu perbintangan memiliki sudut pandang, ada yang berbeda. Tapi ternyata dari sudut pandang mereka yang berbeda itu, ada satu titik temu yang sungguh indah.
“Nyale ini karena penjelmaan dari seorang putri mandalika yang ingin memberikan keikhlasan kepada semua masyarakatnya, maka kemudian nyale ini muncul di seluruh pelosok pantai selatan. Mulai dari Kuta, Mawun, Selong Belanak dan lainnya,”tegasnya.
Ia menyampaikan bahwa penentuan waktu bau nyale ini selain ditentukan dari kalender, tapi ditentukan juga dari tanda- tanda alam yang sangat nyata. Seperti adanya jamur, binatang ale- ale yang selalu keluar pada momen nyale. “Kemudian ada juga tanda- tanda alam yang lain yang selama ini menjadi tanda ketika Putri Mandalika akan keluar dari sarangnya,”terangnya.