Jakarta, Kabarindo- Redaksi sudah pernah mengulas.
Tak banyak yang tahu tentang lamun. Rumput yang hidup di laut dangkal itu kurang cantik bagi para pelancong dibanding dengan mangrove, ikan badut dan terumbu karang.
Meski demikian, lamun bukan sekedar rumput begoyang. Manfaatnya jauh lebih besar.
Menurut Arifin Putra, duta Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia, lamun bersama terumbu karang dan mangrove, ketiganya berperan besar terhadap kehidupan biota laut dan keseimbangan ekosistem di lautan. Rumput ini juga sebagai makanan Dugong yang nantinya, binatang ini akan membantu tersebarnya bibit lamun.
"Ya si dugong itu yang makan lamunnya, dan dia juga yang membantu lamunnya itu menyebar luas," papar pria yang bernama lengkap Putra Arifin Scheunemann itu.
Ketiadaan lamun akan menyebabkan kualitas air kita jadi menurun. Baik suhunya, tingkat keasamannya dan lain-lain. Selain itu, lamun juga menjadi tempat tinggal untuk ikan-ikan kecil.
Beberapa waktu lalu, Arifin juga bertolak ke Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk membantu melestarikan keseimbangan alam. Di sana, dia bertemu warga lokal untuk melestarikan keberadaan habitat hewan mamalia laut, yakni dugong. Diketahui, Dugong menjadi semakin langka karena perburuan manusia yang mempercayai air mata bintang ini dapat berkhasiat dan sebagai sarana metafisika super.
"Aku care sama bumi dan semua satwa yang ada di bumi ini. Kalau aku, care sama dugong, lewat DSCP (Dugong and Seagrass Conservation Project)," kata Arifin Putra saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (29/6) seperti dilansir dari laman jP.
Selain fokus pada pertumbuhan Lamun dan Dugong, Aktor berusia 31 tahun tersebut pun berancana terbang ke Kalimantan dalam waktu dekat ini untuk melihat bagaimana kondisi orangutan di sana. Tanjung Puting pun menjadi salah satu destinasinya.
"Kita ke Alor, Cendrawasih, sudah keliling banyak, rencananya mau ke Tanjung Puting, Kalimantan yang ada orangutannya, dan juga ada rencana untuk ke Toli-Toli," tukas Arifin Putra.