Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Sektor Hulu Migas Gelontorkan Rp155 Triliun di 2021

Sektor Hulu Migas Gelontorkan Rp155 Triliun di 2021

Ekonomi & Bisnis | Senin, 17 Januari 2022 | 21:27 WIB
Editor : Sarah Anastasia

BAGIKAN :
Sektor Hulu Migas Gelontorkan Rp155 Triliun di 2021

KABARINDO, JAKARTASektor hulu migas Indonesia menggelontorkan dana investasi di 2021 mencapai US$10,7 miliar atau sekitar Rp155 triliun, naik dibandingkan realisasi investasi 2020 yang berada pada angka US$10,5 miliar.

"Ini menunjukkan komitmen sektor hulu migas untuk tetap melakukan investasi yang masif meski sedang dalam masa pandemi yang tentunya membatasi gerak semua pihak. Investasi yang cukup besar ini dilakukan karena kami menyadari sepenuhnya bahwa ke depan kebutuhan terhadap migas akan semakin besar jadi kita harus bekerja keras dari hari ini," ujar kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat memberikan konferensi pers bersama seluruh manajemen SKK Migas, Senin (17/1), di Jakarta.

Kebutuhan akan investasi tersebut akan semakin meningkat ke depannya untuk mencapai target besar industri hulu migas, yaitu pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.

Dwi mengatakan seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan usaha bersama untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung pencapaian target besar tersebut. “Diperlukan perbaikan fiskal untuk meningkatkan investasi migas ke depan dan mendukung program 1 Juta BOPD Minyak dan 12 BSCFD Gas di tahun 2030. Dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional akan mengurangi current account deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan penguatan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas ," ujar Dwi.

Ditambahkannya, dalam jangka pendek pun, kegiatan dan investasi di sektor hulu migas diperkirakan akan meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi dengan semakin tertanganinya pandemi Covid-19. "Permintaan minyak meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan akan diimbangi dengan pasokan. Pada jangka pendek harga minyak meningkat karena peningkatan permintaan”, papar Dwi.

Kebutuhan akan minyak dan gas bumi juga akan tetap signifikan meskipun saat ini dunia sedang bergerak menuju net zero emission atau nol emisi karbon. Bauran energi memang memperlihatkan porsi bauran energi migas yang menurun setiap tahun seiring dengan meningkatnya persentase bauran energi baru terbarukan. Akan tetapi, meskipun kebutuhan migas secara persentase turun, namun secara volume kebutuhan migas akan semakin membesar. Gas bumi juga akan memainkan peran strategis sebagai agen transisi energi. "Dalam rangka memaksimalkan dukungan industri hulu migas selama masa transisi energi ini, investasi kembali menjadi kunci," ujar Dwi.

Sementara itu, bagian negara (government take) dari total revenue pada 2021 mencapai US$14 milyir atau sekitar Rp 203 triliun, naik 61 persen dibanding tahun 2020 sebesar US$8,7 miliar. (Foto: Courtesy/Pertamina)


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER