KABARINDO, SEMARANG - Pemuda Indonesia semakin menyadari pentingnya pemahaman yang mendalam tentang politik dan kenegaraan di tengah dinamika politik yang terus berkembang.
Menyikapi tantangan ini, Program "Muda Memilih: Santri Ngaji Politik" digagas oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda melalui Asisten Deputi Wawasan Pemuda.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan pemuda, terutama para santri muda, dalam bidang politik, dengan fokus pada internalisasi pemahaman politik yang damai dan menjaga keharmonisan integrasi bangsa, terutama pasca pemilihan presiden dan wakilnya serta menyongsong Pemilukada 2024.
Program ini dirancang khusus untuk mengedukasi pemuda, terutama santri dan mahasiswa, mengenai isu-isu politik yang relevan dan mendasar. Melalui serangkaian kegiatan seperti talkshow dan forum diskusi, diharapkan peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang politik serta pentingnya peran mereka dalam proses politik di Indonesia.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kemenpora RI, Asrorun Niam Sholeh, mengungkapkan bahawa politik kebangsaan memberikan kelogaran pada perangkat digitalisasi sehingga jarak dalam silaturahmi komunikasi tidak menjadi hambatan.
"Santri memiliki peran strategis dalam mengisi ruang politik, baik sebagai subjek maupun objek pembangunan. Penting bagi mereka untuk memahami politik praktis, sebagai bagian dari perjuangan untuk membangun bangsa. Ketika santri acuh pada politik, dia akan dipolitisir dan menjadi objeknya. Politik tidak hanya sekadar currency dan kekuasaan, tetapi ketika berbincang masalah politik ada politik praktis yang memberi peran sesuai tugas dan visi misi yang akan di bawah sesuai tujuan yang bisa dimanfaatkan untuk suatu kemaslahatan dan kepentingan untuk mewujudkan keadaban publik serta memastikan hak-hak warga negara dalam berbagai akses yang bisa dipenuhi tanpa hambatan memadai, itu juga bagian dari politik," papar Asrorum Niam, Kamis (21/3/2024).
"Politik praktis menentukan kepemimpinannya, public policy-nya dalam berbagai bidang untuk memilah suatu prioritas mana yang didahulukan." Niam Sholeh menambahkan lagi.
Dalam agenda pelaksanaannya, "Santri Ngaji Politik #1 dan #2" digelar pada tanggal 15 dan 22 Maret 2024 dengan tema "Politik Sarungan: Peran Pemuda Dalam Integrasi Bangsa Pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024". Rencananya, acara "Santri Ngaji Politik #3" dengan tema yang sama akan diselenggarakan di Jawa Timur pada bulan April 2024.
Diperkirakan 900 peserta dari berbagai unsur pemuda, termasuk santri pondok pesantren, organisasi pemuda, dan mahasiswa, akan turut serta. Untuk memastikan akses bagi peserta dari berbagai wilayah, acara akan disiarkan secara daring melalui platform media sosial Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda.
Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., Rektor UIN Walisongo Semarang, menegaskan, "Santri harus melek politik agar mampu meminimalisir pengaruh sepihak dan memperjuangkan kepentingan umat secara lebih efektif." Dia juga menyoroti peran Islam dalam politik, "Islam memiliki corak politiknya sendiri, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam membangun bangsa."
Penyelenggaraan kegiatan ini melibatkan Asisten Deputi Wawasan Pemuda bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum, Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota, Pesantren, Universitas, serta berbagai stakeholder lain yang mendukung pemberdayaan pemuda.
Edi Nurinda, Asisten Deputi Wawasan Pemuda, berharap, "Program ini tidak hanya memberikan pencerahan kepada generasi muda, tetapi juga menghasilkan kontribusi yang nyata dalam pembangunan bangsa." Dengan demikian, Program "Muda Memilih: Santri Ngaji Politik" menjadi salah satu langkah konkret dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, di mana pemuda diharapkan menjadi pionir pembangunan melalui partisipasi aktif dan pemahaman yang mendalam tentang politik dan kenegaraan.