KABARINDO, KYIV/MOSKOW – Pejabat berwenang Ukraina dan Rusia menyatakan negosiasi tanpa prasyarat diadakan di perbatasan Belarusia-Ukraina, sementara di saat yang sama, penangkal nuklir Rusia berstatus siaga tinggi pada Minggu (27/2), lapor Reuters.
"Saya tidak terlalu percaya dengan hasil pertemuan ini, tetapi biarkan mereka mencoba, sehingga nantinya tidak ada satu pun warga Ukraina yang ragu bahwa saya, sebagai presiden, telah mencoba menghentikan perang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Di tengah serangan terhadap infrastruktur sipil di Ukraina, ibukota Kyiv tetap di tangan pemerintah Ukraina, dengan Zelenskiy menggalang rakyatnya setiap hari.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan oksigen medis hampir habis, tetapi seorang dokter mengatakan bank darah kembali penuh sesak.
Reaksi Baru Eropa dan Rusia
Uni Eropa, yang beranggotakan 27 negara, memutuskan untuk pertama kalinya dalam sejarahnya untuk memasok senjata ke negara yang sedang berperang, dan sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan mengirim persenjataan senilai 450 juta euro (Rp8,1 triliun) ke tetangga timurnya itu.
Mereka juga menutup wilayah udara dari semua pesawat Rusia, seperti yang dilakukan Kanada, dan melarang outlet media Rusia RT dan Sputnik.
Membalas sanksi-sanksi yang diberikan negara-negara Eropa tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan "pasukan pencegahan" Rusia yang menggunakan senjata nuklir dalam siaga tinggi.
Dia mengutip pernyataan agresif oleh para pemimpin NATO dan sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada Rusia oleh Barat.
"Tidak hanya negara-negara Barat mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kami dalam dimensi ekonomi – maksud saya sanksi ilegal yang diketahui semua orang dengan sangat baik, tetapi juga para pejabat tinggi negara-negara NATO terkemuka membiarkan diri mereka membuat pernyataan agresif kepada kami, " kata Putin di televisi pemerintah.
Pada hari Kamis (25/2), Putin mengatakan bahwa Rusia akan menindak negara mana pun yang menghalanginya dengan segera dan membawa "konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda", merujuk pada persenjataan nuklirnya.
"Ini bukan 'pencegahan' dari pihak Putin - ini adalah ancaman," kata Patricia Lewis, direktur program keamanan internasional lembaga think-tank Chatham House.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan hal itu adalah upaya untuk menekan Kyiv selama pembicaraan, tetapi Ukraina tidak akan takut.
*** (Sumber dan foto: Reuters)