Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > Rencana Trump: Dari Beirut, Gaza, Hingga Kabul

Rencana Trump: Dari Beirut, Gaza, Hingga Kabul

Internasional | 3 jam yang lalu
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Rencana Trump: Dari Beirut, Gaza, Hingga Kabul

Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR

      BENCANA Beirut (1983)! Juga "kecongkakan invasi Irak (2003)!  Adalah harga 'mahal' yang pernah dibayar AS. 


    Sebanyak 241 marinir AS yang dikirim Presiden Ronald Reagan ke Beirut (Lebanon). Tewas di bom pendukung setia pembebasan Palestina, Hezbollah dalam sekali pukul.


     Gaza akan menjadi Beirut dan Irak yang lebih buruk bagi AS. Bila pernyataan Presiden  Donald Trump benar-benar di implementasikan, tanpa menghiraukan keberatan dunia.


      Statemen Donald Trump "memiliki' Gaza, akan menghilangkan rasa segan sekutunya di dunia Arab. Tutup mata, tutup telinga. Bangsa Palestina harus "hengkang", sesuai titah sang Presiden. Apa korelasinya?


     Mengapa harus presiden sebuah negara, dengan jarak 6000 mil dari Gaza, yang mesti bicara tentang kepemilikan Gaza? Dampak inklusif pernyataan ini, akan membuat 'adrenalin' Hamas dan faksi Palestina lain, makin bersemangat dan punya tekad untuk bertempur.


     Pan-Arab yang sebagian telah terikat dengan AS, akan "terang benderang" memandang laten AS-Israel sebagai penindas akut. Kesepakatan Abraham bisa buyar?


    Hamas yang "ditindas" simultan oleh pola "patron-client" AS-Israel, akan memperoleh bantuan senjata. Bukan lagi secara "hidden", namun, bakal terang-terangan oleh Pan-Arab.


    "Fantasi" Presiden ke-45 dan 47  AS (Donald Trump), telah menimbulkan kecemasan bagi siapa pun secara inklusif. Keluarga sandera Israel, lalu negara Eropa seperti: Norwegia, Irlandia, dan Spanyol, memandang statemen ini tidak cocok untuk "ruang dan waktu".


      Donald Trump seperti mengalami "mati rasa" dan ringan bicara. Seolah-olah Mesir dan Yordania "pasti", dan "harus", menerima "titipan" Trump bagi jutaan rakyat Palestina.


      Terhadap bangsa Palestina di Gaza, Trump nampaknya terinspirasi oleh Presiden AS ke-7 dari Partai Demokrat, Andrew Jackson. Dua periode menjabat (1829-1837), Jackson menandatangani UU Pemindahan suku asli Amerika (Indian) tahun 1830.


      Merelokasi jutaan bangsa Palestina dengan paksa ke luar Gaza. Sama dengan pembersihan etnis. Puluhan ribu penduduk asli AS (Indian) semasa Jackson, pernah mengalami masa-masa pahit ini.


      Fantasi Donald Trump, dengan menduplikasi Andrew Jackson. Merupakan fantasi berbahaya, yang bisa menjadi "benchmarking", dari siapa saja yang kuat terhadap yang lemah. 


      Hukum rimba ini bisa terulang di lain waktu, di tempat berbeda, terhadap bangsa berbeda. Sangat berbahaya! Terlebih, bila yang membuat perencanaan adalah seorang presiden dari negara besar.


      Pertikaian antara Israel-Palestina adalah peperangan paling tua yang pernah terjadi. Perang Vietnam telah usai, perang Pakistan-India telah selesai. Perang Israel-Palestina, mengapa berlarut-larut?


      Perang di antara keduanya tak akan pernah usai. Selagi, tak ada keinginan berbagi di sebidang tanah "sempit" yang sama. Selagi, tak ada keinginan melihat "historis", perang ini akan terjadi hingga kiamat.


        Mengapa? Perang adalah perjuangan umat manusia yang paling serius. Kekuatan yang lebih besar, tidak menjamin untuk meraih kemenangan. 


     Bahkan, keinginan AS "mengambil" Gaza, bisa berbuah seperti Beirut dan  Irak.  Analogi lain, militer AS "lari"  terburu-buru dari Kabul (Afghanistan) tahun 2021. Taliban hanya butuh waktu 10 hari, sejak merebut provinsi pertama hingga menduduki ibukota Kabul.


     Mempertahankan hak dan tanah milik, spiritnya berbeda dengan pendudukan. Hamas telah membuktikan 15 bulan digempur, tapi tidak terusir. 


      Andaikan, pun rencana Trump terwujud "mengambil" Gaza. Tidak mudah bagi AS untuk tegak selamanya di sana. Hampir 56.000 tentara AS tewas, dan 2.000 lain hilang selama perang Vietnam yang berakhir 1974. 


     Presiden AS Richard Nixon dan Gerald Ford, pernah merasakan pahitnya kekalahan.


      Hamas, sudah lama berhitung. Hamas "menikmati", indahnya mempertahankan haknya. Dunia tak akan pernah tenang, seandainya rencana Trump jadi terwujud.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER