Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Berita Utama > Rencana Kehadiran Putin di KTT G-20 di Indonesia Picu Beragam Reaksi

Rencana Kehadiran Putin di KTT G-20 di Indonesia Picu Beragam Reaksi

Berita Utama | Kamis, 24 Maret 2022 | 22:29 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Rencana Kehadiran Putin di KTT G-20 di Indonesia Picu Beragam Reaksi

KABARINDO, JAKARTA – Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan berbagai negara meminta Indonesia, sebagai presidensi tahun ini, untuk mempertimbangkan kepesertaan Rusia dalam KTT G-20 mendatang.

Amerika Serikat dan Jerman telah menyorot kemungkinan mengecualikan Rusia dari pengelompokan ekonomi utama dunia itu, sesuai dengan sanksi yang diberikan Barat terhadap Moskow.

Pada hari Kamis (24/3), Perdana Menteri Australia Scott Morrison menggambarkan mengizinkan Putin untuk duduk dengan para pemimpin dunia lainnya di KTT sebagai "langkah yang terlalu jauh", dan mengatakan dia telah "berhubungan langsung" dengan Presiden Indonesia Joko Widodo tentang rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya pikir kita perlu memiliki orang-orang di ruangan yang tidak menyerang negara lain," kata Morrison kepada wartawan di Melbourne. "Invasi Rusia ke Ukraina merupakan tindakan kekerasan dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional."

Namun China mengatakan pihaknya memandang Rusia sebagai anggota penting G-20, dan menekankan bahwa tidak ada anggota yang memiliki hak untuk mengusir anggota lain.

China menambahkan, pengelompokan itu harus berkolaborasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi agar pulih dari pandemi Covid-19.

Penasihat khusus menteri luar negeri Indonesia, Dian Triansyah Djani, menolak mengomentari komentar PM Morrison, namun menjanjikan bahwa Indonesia akan "berkonsultasi dengan semua anggota", dan juga "terlibat dengan mitranya secara bilateral" untuk meminta pandangan mereka.

Dia juga menekankan bahwa Indonesia akan fokus pada prioritas dan agendanya, termasuk yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi.

Indonesia sebelumnya mengesampingkan kemungkinan memasukkan krisis Ukraina dalam agenda G-20 selama masa kepresidenannya, dan berusaha untuk tetap berpegang pada mandat kelompok tersebut sebagai platform kerja sama ekonomi multilateral.

***(Sumber: The Straits Times; foto: IDB)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER