KABARINDO, YOGYAKARTA - Ada rekomendasi tersendiri soal optimalisasi pemanfaatan energi hijau Indonesia oleh para ahli geologi.
Hal ini disampaikan oleh para ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui buku berjudul "Green Energy, Sebuah Keniscayaan".
Buku ini merupakan pemikiran, solusi, sekaligus rekomendasi dari para alumnus Teknik Geologi UGM angkatan 1983.
Para penulis juga punya banyak latar belakang, mulai dari mereka yang mengelola berbagai sumber daya alam, geologi teknik, hidrogeologi, hingga wartawan, dan perbankan.
"'Green energy' merupakan tuntutan zaman," kata Ketua Alumni Teknik Geologi UGM Angkatan 1983 (Geo83), Anif Punto Utomo.
"Semua tulisan mengarah kepada maksimalisasi pemanfaatan energi hijau."
Indonesia Bisa
Salah satu penulis buku ini, Adi Maryono, yakin Indonesia punya bahan baku untuk energi hijau.
Salah satunya adalah mineral pendukung pembuatan baterai, misal untuk mobil listrik.
Adi juga menuturkan bahwa Indonesia punya cadangan logam tanah jarang (REE) untuk pembuatan baterai.
Indonesia memiliki 25 persen dari cadangan nikel di seluruh dunia, sehingga Indonesia akan memerankan peran yang sangat strategis dan dominan dalam usaha dunia mewujudkan 'green energy'," kata Adi.
"Cadangan ada di Sumatra, Bangka Belitung, Kalimantan, dan Sulawesi. Sayang pengembangan REE masih terkendala pada ketersediaan regulasi yang tidak jelas dan belum memberikan stimulus pada pelaku usaha."
Sumber: Antara
Foto: Antara