KABARINDO, BERLIN - Setelah memenangkan beberapa penghargaan, drama perang Bosnia ‘Quo Vadis, Aida?’ (Mau ke Mana, Aida?) kali ini dianugerahi penghargaan utama Penghargaan Film Eropa (European Film Awards -EFA) di tengah berbagai karya sinema terbaik Eropa yang dirayakan di Berlin pada acara tahunannya yang ke-34.
Film ini berkisah tentang Aida Selmanagić, penerjemah PBB dan mantan guru sekolah yang mencoba menyelamatkan keluarganya setelah Tentara Republika Srpska mengambil alih kota Srebrenica sebelum pembantaian Srebrenica.
Kengerian pembantaian Srebrenica selama konflik Balkan dan upaya pasukan penjaga perdamaian PBB untuk menengahi tergambar di film sepanjang 1 jam 41 menit ini.
Jasmila Žbanić, yang menulis, memproduseri dan menyutradarai film tersebut, membawa pulang penghargaan Sutradara Terbaik dalam acara yang sama.
Film ini ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Venesia ke-77 pada 3 September 2020, dan segera terpilih sebagai perwakilan Bosnia untuk Film Fitur Internasional Terbaik di Academy Awards ke-93 untuk daftar pendek dari lima belas film yang terpilih. Film tersebut kemudian secara resmi menjadi nominasi dalam kategori tersebut pada Maret 2021.
Meskipun kalah dari Parasite di ajang Oscar, film Bosnia ini memenangkan Penghargaan Pemirsa di Festival Film Internasional Rotterdam edisi ke-50 dan Penghargaan Film Internasional Terbaik di Festival Film Gothenburg 2021.
Film ini juga dinominasikan untuk dan kemudian memenangkan Penghargaan Film Internasional Terbaik di Independent Spirit Awards ke-36. Pada Maret 2021, British Academy Film Awards ke-74 menominasikan film tersebut untuk Film Terbaik Bukan dalam Bahasa Inggris dan Žbanić mendapatkan nominasi dalam kategori Sutradara Terbaik.
Lebih dari 60 kritikus film di laman agregator ulasan film, Rotten Tomatoes, memberi nilai 100%, sementara rata-rata nilai yang diberikan pemirsa umum adalah 89%. Senada dengan penilaian positif ini, laman ulasan film Metacritic juga memberi nilai 97 dari 100.
Acara tahunan European Film Awards ini diselenggarakan sepenuhnya secara digital tahun lalu, tetapi kali ini penyelenggara dapat menggelar upacara hibrida. *** (Sumber: Euronews, Wikipedia; Foto: Twitter & Balcanicaucaso)