Film Sebagai Media Literasi
Jakarta, Kabarindo- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Perfilman yang berlangsung 13-15 Maret 2019 di Bogor.
Rakor Pengembangan Perfilman ini bertujuan untuk meningkatkan sinergitas program dan pembinaan perfilman antara Pusat Pengembangan Perfilman dengan pemangku kepentingan perfilman (stakeholder); meningkatkan kualitas perfilman nasional yang berdaya saing dan memiliki konten nilai-nilai budaya, kearifan lokal dan pembangunan karakter bangsa, dan meningkatkan kualitas layanan perizinan kegiatan dan usaha perfilman.
Dalam sambutannya, Mendikbud Muhadjir Effendy menyampaikan pentingnya mendorong kemajuan dunia perfilman di Tanah Air. Hal itu disebabkan film memiliki banyak makna bagi dunia pendidikan dan kebudayaan, bahkan dengan sosial ekonomi.
"Melalui film, nilai-nilai budaya Indonesia dapat terangkat, lebih cepat dikenal masyarakat, serta menumbuhkan semangat cinta tanah air. Melalui film, masyarakat juga mendapat pelajaran berharga yang dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari hari," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di hadapan seluruh peserta Rakor Perfilman.
Mendikbud menambahkan, film juga harus menjadi media inspiratif dan media literasi, sehingga program pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan demikian, diharapkan banyak siswa dan guru yang memiliki kreatifitas dan kemampuan untuk memanfaatkan film sebagai sarana mewujudkan prestasi.
Mendikbud melihat saat ini sudah mulai tumbuh produk-produk film yang berkualitas, bahkan pertumbuhan film di daerah baik film pendek, dokumenter, maupun film panjang sekarang banyak yang bermutu.
Oleh karena itu pengembangan perfilman harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pengusaha perfilman, dan stake holder perfilman lain.
Karena itu, Mendikbud Muhadjir Effendy berharap melalui rapat koordinasi pengembangan perfilman ini, bisa terwujud sinergitas antara semua pihak untuk bersama-sama memajukan perfilman nasional.
"Film harus menjadi media inspiratif dan media literasi, sehingga program pembelajaran menjadi lebih efektif dan ke depan diharapkan banyak siswa dan guru yang memiliki kreatifitas dan kemampuan untuk memanfaatkan film sebagai sarana mewujudkan prestasi. Selain itu, kita juga terus mendorong pertumbuhan jumlah film Indonesia, pertumbuhan layar di daerah dan pad akhirnya akan menambah jumlah penonton film Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun," paparnya seperti termaktub dalam rilis yang diterima redaksi.
Untuk dapat menghasilkan rekomendasi yang memadai, rakor ini dibagi menjadi beberapa komisi. Dalam sidang komisi yang terdiri atas 6 (enam) topik bahasan, peserta rakor dibagi menjadi 6 (enam) kelompok berdasarkan topik-topik bahasan berikut:
1. Penyelematan Film Media Seluloid
2. Peningkatan kualitas SDM Perfilman
3. Kajian dan pendataan perfilman
4. Regulasi dan layanan perijinan perfilman
5. Fasilitasi pengembangan perfilman
6. Peningkatan Apresiasi Perfilman Indonesia
Rakor Pengembangan Perfilman berlangsung sejak 13-15 Maret 2019.
Hadir juga dalam pembukaan Sekretaris Jenderal Kemdikbud, Didik Suhardi; Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, Kepala Pusat Pengembangan Film Kemdikbud, Maman Wijaya, serta sejumlah pejabat di lingkungan Kemdikbud dan segenap pemangku kepentingan di daerah.
Menarik pemukulan gong oleh tokoh perfilman nasional bunda Niniek L Karim dan baru saja sambutan dari Kapus Pengembangan Perfilman 2019. Dlanjutkan dengan diskusi panel dari beberapa pembicara.