Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > Program Nuklir Iran: Dari Konstanta, ke Percepatan

Program Nuklir Iran: Dari Konstanta, ke Percepatan

Internasional | 5 jam yang lalu
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Program Nuklir Iran: Dari Konstanta, ke Percepatan

Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR

     ISRAEL merupakan perpanjangan "bayangan" AS ('shadow extension')! Karakter Israel, adalah karakter AS! Niscaya diperdebatkan!


    Serangan Israel ke situs nuklir Nathanz (Iran) 13 Juni. Telah diprediksi Iran, akan diikuti serangan ke situs Isfahan, dan Fordow (Qom).


     Iran bersiap! Iran tidak "kosong-melompong". Diktum indonesianya.  Iran sudah  memindahkan inti nuklirnya di tempat tersembunyi, dan tidak dikenal.


     Kalaupun situs pengayaan itu hancur, seperti klaim Israel dan AS. Bisa jadi hanya "chasing", rumah-rumah, atau duplikat saja. Iran tahu, peperangan dengan Israel pasti akan terjadi lagi di masa datang! Israel tak akan berhenti!


     Dalam dunia yang dipenuhi "iming-iming". Perdamaian, perundingan, negosiasi, adalah "gimmick"! Sebut saja "trik"-nya Donald Trump! Trik-nya Netanyahu dan temporari!


     Iran men-'tamsil'-kan, gencatan senjata yang dicetus Trump terhadap musuh klasiknya (Israel). Sebagai penghentian perang yang 'dipaksakan'. Mirip-mirip "gimmick"! "Wait & See"!


     Trump berjanji,  negosisi nuklir dengan Iran 60 hari. Trump memberi tenggat dua minggu kepada Iran untuk bernegosiasi dengan Israel. Mengecoh!


     Semua adalah "gimmick". AS menyerang situs nuklir bawah tanah Iran, Fordow 24 jam kemudian. Yang disebut Trump sebagai keberhasilan paripurna!


      Benarkah pengayaan dan program nuklir Iran, sudah tamat! Banyak analisa, termasuk penilaian awal intelejen AS. Serangan tersebut, ada kemungkinan hanya menghambat program nuklir Iran untuk beberapa bulan saja.


       Sebagian besar persediaan uranium yang diperkaya tinggi milik Iran. Mungkin telah dipindahkan ke lokasi nuklir rahasia lainnya. Iran, sejatinya tahu! Berhadapan dengan siapa?


      Bagi Iran, berkaitan  permusuhannya dengan AS-Israel. Program nuklir, adalah "permata" bernilai yang harus ada. Tak mungkin Iran membiarkan dirinya, tanpa nuklir.


    "Bunuh diri" bagi Iran. Di tengah spekulasi Israel memiliki pengayaan nuklir, secara diam-diam dan misteri. Lantas Iran,  harus mengakhiri program nuklirnya!


     Salah satu yang tengah dipersiapkan Iran saat ini. Pengayaan uranium seberat 400 kg untuk dimurnikan, hingga 60 persen. Uranium yang diperkaya tinggi dengan sebutan "HEU". Jika diperkaya lagi,  dari 60 ke 90 persen. Akan menghasilkan sekitar 10 hulu ledak nuklir.


      Badan Pengawas Energi Atom Internasional (IAEA) pernah menginspeksi (mengawasi) program nuklir Iran. Iran bersikap koperatif dengan IAEA dan mengikuti regulasi. 


     Iran juga menjadi anggota serta menandatangani  NPT (Non-Profilerasi Treaty) 1 Juli 1968. Yang membatasi kepemilikan senjata nuklir. 


     Sesungguhnya lebih mudah mengawasi negara 'Mullah' ini, karena keanggotaannya pada NPT. Penghancuran Israel ke situs nuklir Iran, justru memantik Iran, untuk tidak lagi bersikap kooperatif. 


     Serangan mendadak Israel ke situs nuklir Isfahan, menjadikan IAEA kehilangan jejak mengawasi nuklir Iran. Israel tidak sabar!  Membuat nuklir Iran, justru lebih berbahaya di masa datang.


      Terlebih, uranium yang "diperkaya tinggi" (HEU) tadi, dapat dengan mudah dipindahkan ke mana pun di seluruh Iran. Ukurannya  yang sebesar "tabung gas selam", HEU bisa disimpan, atau diangkut dengan kontainer sebesar tabung itu.


    Keyakinan bahwa Iran telah menyelamatkan HEU, juga ditengarai oleh Wapres AS JD Vance, dan Direktur Eksekutif Kantor Washington dari James Martin Center (CNS), Ian Stewart. 


     Panik! Kendali yang hilang dari kooperatifnya Iran, menjadi tak kooperatif (setelah serangan Israel-AS), membuat IAEA bertanya-tanya. Di mana HEU itu sekarang tersimpan? Situasi sekarang, justru lebih berbahaya bagi Israel! Iran yang nekad, bisa saja memperkaya  HEU hingga 90 persen.


     Badan Atom Internasional (IAEA), juga Badan Intelejen AS (Guardian, 24/6) mempercayai. Selama ini,  tidak ada perintah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei (Iran), untuk membuat hulu ledak nuklir. 


      Hanya  perlu waktu sekitar lima bulan untuk mengubah HEU (60 persen), yang diperkaya lagi, hingga menjadi material hulu ledak. 


      Agresi Israel, yang dilanjutkan AS terhadap Iran. Boleh jadi akan mengubah paradigma Ayatollah Ali Khamenei. Dari sekadar pengayaan HEU (60 persen), ke tingkat yang lebih tinggi HEU (90 persen). 


     Setelah gencatan senjata dengan Israel! Program nuklir Iran, dari sekadar berjalan dengan 'konstanta'. Akan 'berlari' dengan percepatan. Mengejar 'finishing' pembuatan hulu ledak. 


      Antony J. Blinken (mantan Menlu AS era Joe Biden), seperti dikutip  "New York Times" mengatakan. "Serangan Tuan Trump (ke Iran). Berisiko mempercepat apa yang ingin kita cegah"!.    


      Trump yang penuh "iming-iming", Netanyahu yang banyak "Trik", membuat Iran semakin yakin! "Gimmick" Trump-Netanyahu, tak bisa 'dipegang'.


      Jubir Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengkonfirmasi tentang keadaan Iran pasca-gencatan senjata dengan Israel.


     "Industri nuklir Iran, tertanam kuat  dalam 'tanah' Iran. Mustahil bagi musuh mencabut keluar, teknologi ini,"kata Bahrouz Kamalvandi, sang Jubir (24/6)!


      Karenanya,  Iran perlu nuklir untuk mencegah ketidakadilan di Timur Tengah! Ketidakadilan terhadap martabat kemanusiaan!


      Lantas! Siapa yang kalah! Siapa pecundang dari "Perang 12 Hari" tersebut? Publik dunia telah membuat konklusi! (Sabpri Piliang)..


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER