Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Produksi Sawit Menurun, Harga Minyak Goreng Mahal

Produksi Sawit Menurun, Harga Minyak Goreng Mahal

Ekonomi & Bisnis | Selasa, 28 Desember 2021 | 17:42 WIB
Editor : Daniswara Kanaka

BAGIKAN :
Produksi Sawit Menurun, Harga Minyak Goreng Mahal

KABARINDO, JAKARTA - Penurunan produksi kelapa sawit membuat harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) membuat harga minyak goreng melambungh tinggi hingga Rp20 ribu/liter.

Padahal pemerintah sudah menetapkan untuk harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp11 ribu/liter.

Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman dalam konferensi pers pada Selasa (28/12/2021) jika harga komoditas kelapa sawit terus naik karena adanya penurunan produksi.

Penurunan Produksi Kelapa Sawit

Penurunan produksi tak lain disebabkan karena faktor iklim, El Nino dan La Nina sangat mempengaruhi produksi kelapa sawit.

“Kita tahu adalah La Nina dan El Nino yang itu sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan kegiatan khususnya kegiatan mulai dari budidaya sampai dengan panen sehingga itu berpengaruh terhadap produksi sawit itu sendiri yang berakibat pada peningkatan harga,” katanya.

Perekonomian di berbagai negara juga sudah mulai pulih kembali, seperti di negara India dan China sebagai konsumen terbesar. Hal tersebut menyebabkan permintaan kelapa sawit meningkat dan langsung berpengaruh pada meningkatnya harga kelapa sawit.

Selain itu, akibat dari pengaruh iklim, kompetitor kelapa sawit seperti minyak kedelai dan sebagainya juga mengalami penurunan produksi. Termasuk di Brazil, negara penghasil atau produsen minyak kedelai.

“Sehingga terjadi kecenderungan untuk harga itu meningkat,” ujarnya.

Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi sebelumnya juga menegaskan harga minyak goreng naik sebagai dampak atas meroketnya harga CPO. CPO merupakan bahan baku produk minyak goreng.

Meskipun demikian, kenaikan harga kelapa sawit tersebut justru memberikan dampak positif terhadap kinerja ekspor di Indonesia. Diketahui jika Indonesia merupakan penyumbang ekspor terbesar untuk produk minyak nabati atau kelapa sawit.

Akan tetapi, hal tidak dihindari adalah produk turunannya, yakni minyak goreng yang pasti harganya akan turut meroket.

Pemerintah dalam Digital Technopreneur Fest & Technopreneur Campus FORBIS pada 19 November 2021, menjelaskan jika sudah mematok HET minyak goreng di Rp11 ribu/liter ketika harga kelapa sawit beras di kisaran US$ 600 per ton.

“Dulu waktu kita bikin harga eceran tertinggi (minyak goreng ) kita Rp11 ribu berbasiskan harga CPO US$500 sampai US$600. Begitu harganya dua kali lipat maka minyak goreng hari ini lebih dari Rp16 ribu, terkadang lebih dari Rp16 ribu sebagai bagian yang tertinggi. Tetap ini konsekuensi dari pada market internasional,” katanya.

Sumber: detik.com

Foto: Detik.com, Ilustrasi DW News


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER