KABARINDO, JAKARTA--Presiden Peru Jose Jeri memberlakukan status darurat di Ibu Kota Lima dan provinsi tetangganya, Callao, pada Selasa (21/10). Dia menyebut langkah itu demi memerangi lonjakan kriminalitas.
Pengumuman tersebut disampaikan setelah Peru diguncang demo antipemerintah serta gelombang kekerasan selama sepekan. Kerusuhan Peru menyebabkan seorang warga tewas dan 100 lebih orang terluka.
Jeri mengatakan kebijakan itu berlaku setelah tengah malam. Status darurat sudah disepakati Dewan Menteri. Dengan persetujuan itu maka militer akan membantu polisi untuk memulihkan ketertiban dan keamanan.
“Kami bergerak dari bertahan ke menyerang untuk memerangi kriminalitas, sebuah perjuangan untuk menciptakan kembali perdamaian, ketertiban serta kepercayaan jutaan rakyat Peru,” ucap Jeri pada pidato resminya, seperti dikutip dari Reuters.
eri baru dilantik pada awal bulan ini. Dia naik tampuk kepemimpinan pemerintahan usai lengsernya Presiden Dina Boluarte imbas demo besar dari kelompok Gen Z. Jerry akan menjabat hingga diadakan pemilu berikutnya yang dijadwalkan pada April 2026.
Pekan lalu Jeri mengumumkan anggota kabinet. Saat bersamaan Jeri berjanji akan membasmi kriminalitas yang menjadi masalah utama di negara Amerika Selatan itu.
Kendati demikian pada pekan lalu Jeri menghadapi tantangan besar karena demo Gen Z dan kelompok masyarakat. Mereka meminta langkah nyata membasmi kriminalitas yang makin mengakar di Peru.
Bukan pertama kali pula Peru memberlakukan status darurat akibat kondisi keamanan. Dina Boluarte pernah mengambil langkah serupa selama 30 hari pada Maret 2025.





