Oleh: Hasyim Arsal Alhabsi, Direktur Dehills Institute
Bangsa ini terjebak dalam pusaran drama, dendam, dan perseteruan politik yang menguras energi tanpa memberikan manfaat bagi rakyat. Perseteruan yang terus dipertontonkan oleh elite politik hanya mengalihkan perhatian dari persoalan mendasar yang jauh lebih penting: kemiskinan, kebodohan, dan perilaku koruptif yang melumpuhkan negara. Dalam kondisi seperti ini, hanya Presiden yang memiliki kekuatan dan legitimasi untuk menghentikan siklus destruktif ini dan membawa bangsa keluar dari lingkaran setan.
Mengakhiri Drama dan Perseteruan Politik
Drama politik telah merampas waktu dan perhatian bangsa, membuat kita tidak hanya berhenti bergerak maju, tetapi juga cenderung mundur. Konflik kekuasaan, dendam yang terus berulang, dan intrik politik harus dihentikan. Presiden, sebagai pemimpin tertinggi, adalah satu-satunya figur yang mampu mengakhiri ini melalui langkah-langkah tegas:
1. Menghentikan Konflik yang Tidak Produktif
Presiden harus mengambil sikap untuk menghentikan perseteruan antar kelompok politik, baik melalui dialog nasional maupun kebijakan yang memastikan fokus pada agenda yang lebih besar. Kepemimpinan tegas diperlukan untuk meredam ego sektoral yang mengorbankan kepentingan rakyat.
2. Mengalihkan Fokus Bangsa ke Agenda Utama
Energi yang terbuang dalam konflik politik harus diarahkan pada solusi nyata untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Presiden harus memaksa semua stakeholder—pemerintah, partai politik, dunia usaha, dan masyarakat—untuk menyelaraskan langkah mereka dengan prioritas nasional.
3. Mengubah Narasi Politik Bangsa
Presiden harus memimpin dengan narasi yang menggugah, mengarahkan perhatian publik pada tujuan bersama yang lebih besar. Drama politik harus digantikan dengan narasi kerja nyata, regenerasi kepemimpinan, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperbaiki kehidupan rakyat.
Mengentaskan Kemiskinan: Menjawab Persoalan Hari Ini
Kemiskinan adalah ancaman nyata yang harus diselesaikan segera. Mengangkat kehidupan rakyat dari keterpurukan ekonomi adalah langkah jangka pendek yang tidak bisa ditunda lagi. Melalui kebijakan yang tepat, Presiden harus memastikan tersedianya lapangan kerja, pemberdayaan masyarakat miskin, dan akses ke kebutuhan dasar yang layak.
Pendidikan: Membangun Masa Depan yang Pasti
Namun, langkah ini harus diiringi dengan investasi jangka panjang di bidang pendidikan. Pendidikan adalah solusi strategis untuk masa depan yang pasti menuju kesejahteraan. Dengan membangun sistem pendidikan yang inklusif dan berkualitas, bangsa ini dapat menciptakan generasi yang mandiri, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global.
Presiden sebagai Penggerak Perubahan
Presiden tidak hanya harus menjadi pemimpin simbolik, tetapi penggerak utama yang mampu mengarahkan seluruh komponen bangsa. Dengan otoritasnya, Presiden dapat:
• Mengakhiri siklus dendam politik yang tidak produktif.
• Mengintegrasikan langkah-langkah jangka pendek dan panjang dalam menyelesaikan kemiskinan dan kebodohan.
• Memaksa stakeholder untuk berfokus pada pembangunan kesejahteraan rakyat.
Masa Depan Bangsa Ada di Tangan Presiden
Mengentaskan kemiskinan adalah jawaban untuk persoalan hari ini, sementara pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Namun, semua ini tidak akan terwujud jika energi bangsa terus tersedot oleh drama politik yang tidak penting. Hanya Presiden yang memiliki kekuatan untuk mengakhiri konflik ini, memimpin dengan visi, keberanian, dan ketegasan, serta membawa bangsa ini ke jalur yang benar: menuju kesejahteraan yang nyata, bukan sekadar utopia.
Saatnya Presiden bertindak. Ini bukan hanya tugas, tetapi tanggung jawab sejarah.