KABARINDO, ABU DHABI – Presiden Israel Isaac Herzog memulai kunjungan pertamanya ke Uni Emirat Arab pada Minggu (30/1), sebuah perjalanan diplomatik tingkat tinggi terbaru sejak kedua negara menormalkan hubungan, demikian laporan kantor berita AFP.
Herzog, yang bepergian dengan ibu negara, tiba sekitar pukul 0800 GMT di ibu kota UEA, di mana dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan, kantor presiden melaporkan.
"Awal kunjungan pertama oleh seorang presiden Israel di Uni Emirat Arab," Herzog mentwit pada saat kedatangan. "Kami sangat senang dan sangat tersentuh dengan sambutan hangat di Abu Dhabi."
Kunjungan itu dilakukan sekitar 16 bulan setelah negara Teluk yang kaya itu menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, menjadi negara Arab ketiga yang melakukannya setelah Mesir dan Yordania.
Herzog juga bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan di istana presiden, kata kantor berita resmi UEA, WAM.
"Sheikh Mohammed mengantarnya ke podium, dan lagu kebangsaan kedua negara dimainkan, sementara 21 peluru artileri ditembakkan untuk menyambut kunjungannya," katanya.
Herzog kemudian dijadwalkan bertemu dengan perdana menteri UEA dan penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum, selama perjalanan dua hari itu.
Langgar Konsensus Liga Arab
Herzog, yang posisinya sebagian besar seremonial, adalah kepala negara Israel pertama yang secara resmi mengunjungi UEA.
Kesepakatan normalisasi UEA-Israel adalah bagian dari serangkaian perjanjian yang ditengahi AS yang dikenal sebagai Kesepakatan Abraham, pakta yang telah membuat marah Palestina.
Kesepakatan yang dinegosiasikan oleh mantan perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, itu melanggar konsensus Liga Arab selama beberapa dekade yang menentang pengakuan Israel sampai mereka menandatangani perjanjian damai untuk mendirikan negara Palestina dengan ibu kota di Yerusalem timur.
Mengubah Timur Tengah
Herzog, yang juga akan mengunjungi Expo 2020 Dubai dan bertemu dengan anggota komunitas Yahudi, berjanji bulan ini bahwa "kemitraan baru yang berani" antara Israel dan UEA "akan mengubah Timur Tengah".
Sekitar 200.000 orang Israel mengunjungi UEA dalam 12 bulan pertama setelah kesepakatan normalisasi ditandatangani, dan sekitar 40 bisnis Israel telah didirikan di sana, kata konsulat Israel di Dubai.
Sejak normalisasi, Israel dan UEA telah menandatangani serangkaian kesepakatan kerja sama ekonomi dan perdagangan, mulai dari pariwisata hingga jasa keuangan. Lebih banyak lagi yang sedang dalam proses.
Bahrain dan Maroko juga telah menormalkan hubungan dengan Israel di bawah kesepakatan normalisasi yang sama. Sudan telah setuju untuk melakukannya, tetapi hubungan diplomatik formal sejauh ini belum muncul di tengah meningkatnya ketidakstabilan di Khartoum. ***(Sumber dan foto: AFP/France24)