Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > PPFI Gandeng Komite Oscar 2019; Siapkan Film Indonesia Menuju Dunia

PPFI Gandeng Komite Oscar 2019; Siapkan Film Indonesia Menuju Dunia

Berita Utama | Jumat, 23 Agustus 2019 | 11:17 WIB
Editor : ARUL Muchsen

BAGIKAN :
PPFI Gandeng Komite Oscar 2019; Siapkan Film Indonesia Menuju Dunia

Menteng, Jakarta, Kabarindo- Komite Oscar 2020, atau The Indonesian Academy Awards Selection Committee, kembali bekerja. Komite ini akan memilih film dari Indonesia yang akan diikutkan dalam ajang 92nd Oscars International Feature Film Award, Atau yang sebelumnya bernama The Oscars Foreign Language Film.

Indonesian Academy Awards Selection Committee selanjutnya disebut sebagai IOSC, akan melakukan seleksi film yang akan diikutsertakan ke Academy Award Intenational Feature Film Award 2020.

Sebagaimana dijelaskan Christine Hakim, Ketua Komite Oscar, film bioskop yang dipertunjukan untuk publik atau dipertontonkan di bioskop komersil. Sekurangkurangnya selama 7 (tujuh) hari berturut-turut, antara 1 Oktober 2018 sampai dengan 30 September 2019. Dengan materi akhir DCP (Digital Cinema Package) dan telah lulus sensor dari Lembaga Sensor Film (LSF),”Yang akan dinilai oleh komite, ” katanya dalam rapat Perdana komite Oscars di FX Sudirman, Jakarta, Kamis (22/8) kemarin.

Peraih sejumlah piala Citra dan juri sejumlah festival penting di dunia itu menambahkan, ” Seluruh film yang terseleksi harus belum pemah mengikuti IOSC,” katanya.

Christine Hakim sebagai Ketua Komite Oscar didampingi Sekretaris Komite Sheila Timothy, menekankan penilaian komite Oscar kepada film yang akan mewakili Indonesia, berbeda dengan penilaian sebuah film di sejumlah awarding lazimnya.

Bahwa dua film yang pernah dikirim Komite Oscar, seperti film “Turah” dan “Marlina the Murderer in Four Acts, ” belum bisa berbicara banyak di Oscar, menurut Christine Hakim itu persoalan lain. “Karena ada faktor dukungan dana yang tidak kecil di sana. Untuk pasang iklan, juga lobbylobby, dan keperluan lainnya. Yang sangat teknis dalam pembiayaannya, ” katanya lagi.

“Penilaian agak berbeda dengan azas penilaian film festival kebanyakan. Karena kami lebih menitikberatkan pada faktor tematik dan konten. Bukan hanya unik, tapi sekaligus menawarkan sesuatu yang baru, di luar persoalan teknis yang selesai,” terang Christine Hakim.
“Intinya harus ada dukungan dana yang kuat di even ini, ” imbuh Sheila Timothy. Meski menurut Fauzan Zidni, selain faktor pendanaan, material atau kualitas film tetap memegang peranan paling penting.

Atau dalam bahasa Mathias Muchus, anggota komite Oscars akan terus melakukan rumusan rumusan penilaian, serta mencari sumber dukungan pendanaan yang paling ideal, “Agar film Indonesia yang kita pilih, mempunyai kemungkinan paling dekat, sebagai lima besar paling tidak, atau bukan tidak mungkin menjadi pemenang, ” katanya.

Selain Christine Hakim dan Sheila Timothy, Komite Oscar beranggotakan H. Firman Bintang, Adisurya Abdy, Mathias Muchus, Lola Amaria, Roy Lolang, Alim Sudio, Fauzan Zidni, Benny Setiawan, Reza Rahadian, Thoersi Argeswara, dan Benny Benke.

Sebelumnya Ketum Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) H. Firman Bintang mengakui selama penyelenggaraan Oscars International Feature Film Award, film Indonesia belum bisa berbicara banyak. Meski dukungan yang diberikan pemerintah, dalam hal ini Pusbangfilm Kemendikbud sudah diberikan. “Kita sudah mengusulkan bantuan pembiayaan promosi film pemenang kepada Pusbangfilm Kemendikbud. Hanya besarannya yang kita mohon ditambah. Biar maksimal, ” kata H. Firman Bintang.

PPFI adalah institusi yang ditunjuk panitia Academy Awards, sebagai pelaksana Oscars International Feature Film Award, untuk melakukan seleksi film Indonesia yang akan dikirim ke ajang tersebut.

Hal senada dikatakan Lola Amaria. Menurut dia perlu dijelaskan kepada publik bahwa ajang sekelas Oscar selain materi filmnya juga harus bagus, “Tetap harus ada dukungan dana untuk promosi di sana (AS), yang tidak sedikit, ” kata Lola Amaria.

Menurut Adisurya Abdy, dibutuhkan pemetaan yang mendalam ihwal dukungan dana dan jumlah besarannya. Apakah setiap film dari berbagai penjuru dunia yang dikirim ke ajang Oscar juga mendapatkan perlakuan serupa. “Atau ada treatment lain yang bisa dilakukan selain persoalan teknis lobby dan pendanaan yang memang penting itu, ” katanya.

Sejauh ini masih terkumpul 99 film yang dinilai, sedangkan tahun lalu, ada 150 film. Penentuan film terpilih akan dilakukan panitia Komite Oscar pada tanggal 19 September 2019, setelah mengerucutkan film menjadi lima atu tiga nominator. Sebelum dikirim satu pemenang ke panitia 92nd Oscars International Feature Film Award di AS dilansir dari laman SuaraMerdeka.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER