KABARINDO, SKOPJE – Dilansir dari Reuters, populasi Makedonia Utara telah menurun sebesar 9% dalam dua dekade terakhir, diduga terkait dengan penurunan angka kelahiran dan imigrasi terutama ke negara-negara Eropa barat.
Memiliki luas wilayah sebesar 25.723 kilometer persegi, jumlah penduduk negara di Balkan itu turun dari 2,02 juta menjadi 1,83 juta, menurut data sensus yang dilaporkan pada hari Rabu (30/3).
Sensus yang telah lama tertunda itu bersifat sensitif karena membantu menentukan pengaturan pembagian kekuasaan yang rumit sejak Makedonia Utara hampir terlibat perang saudara pada tahun 2001 antara pasukan pemerintah dan pemberontak etnis Albania yang mencari hak yang lebih besar.
Data sensus dari kantor statistik resmi tersebut menunjukkan bahwa 58,4% populasi adalah etnis Makedonia, 24,3% Albania, dan 3,84% Turki. Sisanya adalah kelompok-kelompok kecil seperti Roma, Serbia dan Bosnia.
Menurut konstitusi, setiap suku bangsa yang berpenduduk lebih dari 20 persen memiliki hak khusus atas bahasa, pekerjaan, dan keterwakilan di lembaga-lembaga negara.
Sensus itu juga menunjukkan bahwa ibu kota Skopje, yang luasnya sebesar 571.5 km persegi, tetap menjadi kota terbesar dengan lebih dari setengah juta orang.
Bandingkan dengan Jakarta yang memiliki wilayah seluas 661.5 km² dan berpopulasi lebih dari 11 juta orang per 2022.
Data menunjukkan bahwa total populasi Indonesia mencapai 270,2 juta pada September 2020 setelah tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 1,25 persen pada dekade 2010-2020.
***(Sumber: Reuters, Macro Trend; Foto: Reuters)