KABARINDO, PURWOREJO - Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy membantah adanya tindakan intimidasi yang dilakukan kepada warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo.
Iqbal menjelaskan bahwa saat ini yang terjadi hanyalah pengukuran lahan, bukan meminta persetujuan warga terhadap proyek Bendungan Bener.
"Tidak ada warga yang diintimidasi untuk dimintai persetujuan atas proyek Bendungan Bener. Proyek Bendungan Bener saat ini sudah berjalan. Wilayah Wadas merupakan area yang digunakan untuk pengambilan bahan andesit. Jadi tidak ada warga yang dipaksa untuk menyetujui proyek bendungan," katanya.
Ia memastikan hal tersebut setelah mengecek anggota yang bertugas di lapangan.
BACA JUGA: Fakta Menarik Rosé BLACKPINK yang Sedang Ulang Tahun yang ke-25
"Ternyata sama sekali tidak ada. Bisa dicek silang juga pada kepala desa atau camat. Saya yakin jawabannya akan sama," katanya.
Iqbal juga memaparkan bahwa tugas aparat saat itu adalah untuk mendampingi tim Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan mengondusifkan situasi saat mengurur lahan.
"Aparat juga membagikan ratusan paket bantuan sosial berupa sembako untuk warga. Ini dilakukan semata-mata karena kami juga bagian dari mereka. Kami amat berempati terhadap masyarakat," katanya.
Banyak Warga yang Setuju
Ia mengungkap bahwa banyak warga Wadas yang menyetujui pembebasan lahan itu.
Menurutnya ada beberap hambatan yang dilakukan saat melakukan pengukuran lahan.
"Ada yang di luar kota. Bahkan ada yang luar pulau," katanya menjelaskan.
"Ada juga warga yang meminta pengukuran lahan mereka segera dilakukan supaya cepat selesai urusannya," katanya.
Lebih lanjut, Iqbal menegaskan bahwa tidak ada tindakan pemaksaan atau intimidasi dari aparat agar warga menyetujui pembebasan lahan.
"Oleh karena itu kami minta publik bijak untuk memilih dan memilah informasi yang beredar di media sosial, terutama untuk masalah pembangunan Bendungan Bener dan permasalahan di Wadas. Banyak yang menyesatkan dan tidak sesuai fakta," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Wadas Fahri Setyanto menyatakan bahwa aktivitas warga sudah berjalan seperti biasa setelah insiden yang terjadi pada Selasa (8/2/2022) lalu.
"Aktivitas warga normal saja, anak-anak tetap sekolah dan masyarakat yang mayoritas bertani juga pergi ke ladang," katanya.
Sumber/Foto: Antara