Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Pertemuan Tahunan BI 2024, Sinergi Perkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional

Pertemuan Tahunan BI 2024, Sinergi Perkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional

Ekonomi & Bisnis | Sabtu, 30 November 2024 | 23:52 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Pertemuan Tahunan BI 2024, Sinergi Perkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional

Pertemuan Tahunan BI 2024, Sinergi Perkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional

Surabaya Kabarindo- Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mendorong semua unsur di semua bidang dengan semua keahilan untuk bekerja sama memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional.

“Kita yakin akan mencapai apa yang kita cita-citakan,” ujarnya dalam arahan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta pada Jumat (29/11/2024) malam, dengan mengusung tema Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan optimisme BI bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan global yang meningkat.

BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8%-5,6% yang akan terus meningkat menjadi 4,9%-5,7% pada 2026, didukung oleh konsumsi swasta, investasi dan kinerja ekspor yang cukup baik. Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026, yang didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, disertai digitalisasi yang terus berkembang pesat.

Terdapat lima tantangan global perlu terus dicermati dan diantisipasi yaitu perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya mata uang dolar AS, serta pelarian modal dari emerging markets ke negara maju.

Sementara dalam gelaran PTBI di Jawa Timur, M. Noor Nugroho, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, menyampaikan bahwa kinerja ekonomi Jatim ke depan diprakirakan tetap tumbuh lebih kuat. Hal ini sejalan dengan berlanjutnya PSN, digitalisasi sistem pembayaran melalui implementasi QRIS Tuntas dan antar negara, termasuk implementasi LCT (Local Currency Settlement), penguatan ekonomi mitra dagang utama Jatim, penguatan RIRU-IRU-GIRU, sinergi berbagai pihak dalam memperkuat promosi investasi dan perdagangan, peluang swasembada pangan dan hilirisasi, serta penguatan green dan blue economy dengan dukungan Jatim sebagai lumbung pangan Nusantara. Dengan memperhatikan tantangan dan peluang, perekonomian Jatim pada 2025 diperkirakan berada di kisaran 4,8% - 5,6% (yoy), dengan inflasi yang terkendali di rentang 2,5±1%.

Sinergi menjadi kunci untuk prospek kinerja ekonomi Indonesia dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional termasuk di Jatim. Sinergi kebijakan perlu terus diperkuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks ke depan dan mempercepat transformasi ekonomi nasional agar perekonomian tumbuh lebih kuat.

Dalam kaitan itu, sinergi bauran kebijakan meliputi lima area penting, yaitu stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, pertumbuhan domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi, peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional, pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian, serta digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional

Untuk mewujudkan pasar uang dan pasar valas (PUVA) yang modern dan maju serta mendukung pembiayaan ekonomi nasional, BI meluncurkan Blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Pendalaman Pasar Valas (BPPU) 2030.

Bauran kebijakan BI pada 2025 akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dalam sinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional. Kebijakan moneter BI pada 2025 akan tetap difokuskan pada stabilitas dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan (pro-stability and growth). Keempat kebijakan BI lainnya yaitu kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, serta kebijakan ekonomi keuangan inklusif dan hijau akan terus diarahkan sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional (pro-growth). BI juga akan terus menempuh transformasi kelembagaan secara menyeluruh untuk membangun lembaga bank sentral yang kredibel, profesional, bertata kelola kuat dan transparan.

Foto: istimewa


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER