KABARINDO, PARIS – Perangkat swa-uji COVID-19 makin laris di supermarket-supermarket di beberapa negara Eropa di tengah makin melonjaknya jumlah kasus akibat persebaran Omicron.
Prancis mencatat rekor 208.000 kasus baru pada hari Rabu (29/12), lebih dari dua kali lipat jumlah yang tercatat pada Hari Natal.
Dalam upaya untuk mengatasi lonjakan varian Omicron yang sangat menular, supermarket Prancis sekarang menawarkan tes antigen virus corona cepat, yang menyediakan satu alat lagi untuk memerangi COVID-19.
Sekitar seratus set terjual dalam beberapa jam. "[Menggunakan alat] Ini memakan waktu lebih sedikit daripada mengantri untuk tes PCR. Saya tidak tahu apakah itu dapat diandalkan atau tidak, tapi setidaknya hasilnya bisa memberi kami gambaran," kata David, seorang pelanggan Prancis.
Pemimpin Prancis dalam tes diagnostik cepat, Biosynex, juga telah mempekerjakan 200 staf sementara untuk memenuhi permintaan tes mandiri yang melonjak selama masa liburan akhir tahun 2021.
"Permintaan jauh lebih tinggi hari ini daripada di awal tahun," jelas Gaël Levy, direktur industri Biosynex.
Kecemasan di Inggris
Di negeri seberang Prancis, kekurangan tes rapid mandiri di apotek Inggris menyebabkan kecemasan yang meluas. Penduduk setempat yang frustrasi berbondong-bondong untuk mendapatkan tes PCR, tidak hanya untuk memastikan mereka bebas virus untuk perayaan Tahun Baru, tetapi juga untuk bekerja.
"Kami pergi untuk membeli hanya beberapa, tetapi tidak ada apotek di sekitar jalan saya yang masih punya persedian. Semua memasang tanda di luar apotek bahwa mereka sudah kehabisan," ungkap seorang warga Basildon.
Antrian di Italia
Sementara itu, di Italia, tingginya permintaan untuk swa-uji yang dikombinasikan dengan masalah rantai pasokan telah mengakibatkan kemacetan karena orang Italia harus menunggu berjam-jam untuk diuji.
Di Roma, beberapa orang harus menunggu hingga delapan jam, menurut koresponden Euronews Giorgia Orlandi.
"Di Milan, beberapa pusat di mana tes ini dilakukan telah mencapai batas maksimum pemesanan dan, karena itu, banyak orang tidak akan bisa dites. Di beberapa tempat, bahkan tentara telah dikaryakan untuk memfasilitasi operasi terkait tes cepat Covid," dia menambahkan. ***(Sumber: Euronews; Foto: Unsplash)