Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Iptek > Pentingnya Penurunan Kolesterol Jahat Secara Berkelanjutan, Cegah Serangan Jantung & Stroke

Pentingnya Penurunan Kolesterol Jahat Secara Berkelanjutan, Cegah Serangan Jantung & Stroke

Iptek | 1 jam yang lalu
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Pentingnya Penurunan Kolesterol Jahat Secara Berkelanjutan, Cegah Serangan Jantung & Stroke

Pentingnya Penurunan Kolesterol Jahat Secara Berkelanjutan, Cegah Serangan Jantung & Stroke

KABARINDO, SURABAYA - Daewoong Indonesia menyelenggarakan talk show kesehatan pada Selasa (9/12/2025) bagi 50 pasien dislipidemia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, sebagai bagian dari kampanye “The Lower, The Better”.

Kegiatan tersebut bertujuan menyampaikan pesan inti kampanye, menjaga kadar kolesterol jahat (LDL-C) serendah mungkin untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. LDL-C (low-density lipoprotein cholesterol) dikenal sebagai “kolesterol jahat”, karena dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, memicu peradangan dan penyempitan, serta menjadi faktor utama penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Stroke, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung hipertensi termasuk dalam 10 penyebab kematian utama di tanah air.

Menurut Kementerian Kesehatan (2025), sekitar 800.000 orang di Indonesia meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap tahun. WHO (2021) juga melaporkan bahwa 3 dari 10 penyebab kematian terbanyak di Indonesia merupakan kardiovaskular, yaitu stroke (140,8 per 100.000; peringkat 2), penyakit jantung iskemik (90,4; peringkat 3) dan penyakit jantung hipertensi (20,9; peringkat 8). Dengan populasi Indonesia sekitar 286 juta orang, sangat penting pengendalian dini serta manajemen berkelanjutan terhadap faktor risiko seperti dislipidemia..

dr. Stella Melisa, Chief Medical Officer Daewoong Pharmaceutical Indonesia, menjelaskan latar belakang peluncuran kampanye “The Lower, The Better”. Ia mengatakan, data klinis menunjukkan bahwa setiap penurunan LDL-C sebesar 40 mg/dL dapat menurunkan risiko kardiovaskular sekitar 20%–25%. Panduan terbaru ESC (European Society of Cardiology) juga merekomendasikan pencapaian LDL-C serendah dan sedini mungkin.

“Dengan hampir 800.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular setiap tahun di Indonesia, ‘The Lower, The Better’ adalah langkah pertama yang sangat penting dalam pencegahan bagi pasien berisiko tinggi,” ujarnya.

Pada sesi yang sama, Dr. dr. Birry Karim, Sp.PD, KKV, Dokter Spesialis Kardiovaskular dari Rumah Sakit Medistra, memberikan edukasi mengenai dislipidemia dan kaitannya dengan penyakit kardiovaskular. Ia menyoroti kebutuhan yang belum terpenuhi dalam pengelolaan pasien.

“Banyak pasien dislipidemia masih belum mencapai target LDL-C <70 mg/dL, dan pada kelompok pasien berisiko sangat tinggi, kurang dari 10% yang mencapai target 55 mg/dL,” ujarnya.

Dr. Birry menekankan pentingnya kepatuhan berobat jangka panjang. “Penyebab utama kegagalan terapi antara lain dosis statin yang tidak memadai, efek samping terkait otot dari statin intensitas tinggi, dan penghentian obat oleh pasien,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengobatan dislipidemia dimulai dengan monoterapi statin, seperti rosuvastatin atau atorvastatin. Terapi kombinasi dengan ezetimibe dapat ditambahkan jika penurunan LDL-C belum tercapai. Terkait perlunya terapi kombinasi dari perspektif pasien, ia menjelaskan kombinasi ezetimibe–rosuvastatin menekan sintesis dan penyerapan kolesterol secara bersamaan, memberikan penurunan LDL-C yang lebih kuat sekaligus meningkatkan kepatuhan, karena dua obat digabungkan menjadi satu tablet.

“Dengan tingkat keberlanjutan pengobatan yang rendah di Indonesia, kenyamanan satu tablet per hari dapat sangat meningkatkan kualitas hidup sekaligus hasil terapi,” ujar Dr. Birry.

Sementara itu, Mesya Mohamad (49), seorang pasien perempuan mengatakan banyak hal baru ia dapatkan dari talk show. Salah satunya, penting untuk menjaga LDL tetap rendah. Banyak mitos yang ia dengar selama ini ternyata tidak tepat. Lewat penjelasan dokter, ia jadi lebih paham mana informasi yang benar dan apa yang perlu dilakukan ke depan.

Baik In Hyun, Head of Indonesia Business Division Daewoong Pharmaceutical dan Direktur Daewoong Pharmaceutical Indonesia, menambahkan talk show tersebut memberikan kesempatan bagi pihaknya untuk menyampaikan strategi terapi berbasis data klinis dan pesan pencegahan secara langsung kepada pasien.

“Kami akan terus berkolaborasi dengan institusi medis untuk memperkuat upaya pencegahan penyakit kardiovaskular,” ujarnya.

Foto: istimewa - ilustrasi


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER