TANGERANG, KABARINDO- Kecepatan dalam pengembalian modal serta keselamatan jadi tolak ukur utama kesuksesan kontraktor migas. Untuk bisa memenuhinya maka penggunaan teknologi atau artificial intelligence (Ai) sangat krusial.
Ayu Purwarianti, Pakar Teknologi dari Institute Teknologi Bandung (ITB), menyatakan dewasa ini kehadiran Ai bisa digunakan untuk berbagai keperluan termasuk di lingkungan operasional migas. Salah satunya adalah memastikan keberlanjutan dalam kegiatan pemboran migas.
Salah satu contoh adalah dengan memprediksi kapan sebuah fasilitas harus melakukan perawatan. Karena jika tidak ada perkiraan maka berbagai kondisi tidak diinginkan bisa saja terjadi, seperti tumpahan minyak, kerusakan pipa, blow out atau kondisi fatality yang ujungnya lingkungan juga terkenda dampaknya.
"Misalnya ada kejadian oil spill dan lainnya itu akan berdampak ke lingkungan. Ada Ai power sensor. Kita bisa langsung merespon jika ada masalah di infrastruktur. Ada juga prediksi apakah alat akan rusak di masa periode akan datang jadi kita bisa maintenance dulu," jelas Ayu disela Plenary Session hari kedua IPA Convex 2025 bertemakan Technology Advancement and The Role of Artificial Intelligence in Meeting Indonesia's Growing Energy Demand di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).
Pengaruh Ai terhadap kegiatan hulu migas makin terasa bahkan menurut Ayu bukan tidak mungkin penerapan Ai terus meluas dan jadi kebutuhan utama. "Saya lihat Ai punya dampak besar di finance. Apa yang terjadi di dunia migas ini akan sama seperti di perbankan. Semua bank berlomba implementasikan Ai," kata Ayu.
Ivo Nuic, Country Director Baker Hughes Indonesia, menuturkan bahwa faktor - faktor keberhasilan operasional migas sekarang bisa diraih dengan penggunaan Ai. Berbagai manfaat langsung bisa dirasakan oleh para kontraktor. Misalnya Ai bisa bertanggung jawab dalam mendorong efisiensi operasi, manajemen air hingga meningkatkan ratio keselamatan kerja.
"Bertanggung jawab dalam hal-hal kritical dalam operasional. Efisiensi waktu,safety. Jika ada yang salah dulu kita salahkan operator, individu. Ai bisa menekan biaya per barel, menurunkan emisi karbon. Ini yang terjadi sekarang," jelas ivo.
Bahkan Ai juga ambil bagian dalam meningkatkan produksi migas. Saat ini tidak sedikit kontraktor yang kembangkan aplikasi untuk memitigasi kegagalan dalam melakukan pemboran.
"Sekarang bisa interpretasi secara otomatis untuk memitigasi error. Dimana kita bisa melakukan pemboran berikutnya itu belajar dari pengalaman dari kegagalan jadi tingkatkan rasio keberhasilan pemboran," ungkap Ivo.