KABARINDO, JAKARTA - Tidak sedikit yang mengira pemecatan politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko bakal memberikan keuntungan secara narasi publik kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dari Partai Gerindra. Terlebih lagi berbagai narasi dukungan politik secara gamblang dialamatkan kepada Prabowo oleh Budiman.
Namun pandangan berbeda diungkapkan oleh pengamat politik Yunarto Wijaya. Menurutnya manuver politik yang dilakukan Budiman justru menjadi kerugian bagi Prabowo. Pasalnya isu yang kerap menjadi beban sejarah bagi Prabowo kembali naik ke permukaan dengan dukungan yang diterima dari aktivis 1998 sekaligus pendiri Partai Rakyat Demokratik, Budiman Sudjatmiko.
“Kalau saya pribadi melihatnya, ini blunder buat pak Prabowo. Kalau kita baca monitoring, dari pemberitaan terkait Budiman, Budiman mendapatkan panggung. Tetapi pembicaraan mengenai kasus ‘98, peculikan aktivis, itu malah menjadi bunyi kembali,” ungkap Yunarto Wijaya melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (26/08/23).
Alih-alih mendapatkan simpati dari masyarakat karena Budiman dipecat, Yunarto justru menganggap publik kembali diingatkan dengan kasus penculikan aktivis ‘98 yang mana Budiman justru sebagai salah satu korbannya. Yunarto menambahkan, dalam hal ini yang mendapatkan panggung politik justru Budiman Sudjatmiko. Sedangkan Prabowo mendapatkan tone negatif dari dukungan yang didapatkan dari Budiman.
“Budiman Sudjatmiko, yang memang kita tahu sinarnya sudah redup di PDI Perjuangan karena 2019, dia kalah untuk maju dalam pileg. Dan dia sekarang mendapatkan kendaraan baru, panggung baru. Di sisi lain pak Prabowo malah mendapatkan tone negatif, karena perbincangan yang selama ini menjadi beban buat pak Prabowo dan yang membayang bayangi selalu Prabowo Subianto naik turun terkait dengan ‘98 yang penculikan aktivis karena adanya Budiman Sudjatmiko itu malah naik kembali,” pungkas Yunarto.