Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Pemuda Indonesia ini Siap Tampil Sebagai "Plastic Credits Panelist" di Forum IG Live Global Political Leaders

Pemuda Indonesia ini Siap Tampil Sebagai "Plastic Credits Panelist" di Forum IG Live Global Political Leaders

Berita Utama | Kamis, 11 Juli 2024 | 05:37 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Pemuda Indonesia ini Siap Tampil Sebagai "Plastic Credits Panelist" di Forum IG Live Global Political Leaders

KABARINDO, JAKARTA - Momentum Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia pada 3 Juli 2024 yang lalu tidak boleh lagi dijadikan sekedar aktifitas seremoni atau gimmick semata.

Bonus Demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045 perlu dimaksimalkan dengan berbagai banyak cara bagi anak-anak muda generasi millennial, gen z dan gen alpha dengan berpartisipasi melalui bekerja professional diluar negeri, beasiswa di luar negeri, mengikuti perlombaan, short course, exchange hingga mengikuti international conferences dalam upaya meningkatkan capacity building dan competitiveness advantages. 

Perlu diketahui bahwa hari bebas kantong plastik atau plastic bag free day diperingati setiap tahun pada tanggal 3 juli. Peringatan ini sebagai bentuk kampanye kepada masyarakat dunia untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Salah satu topik yang akan dibahas pada Forum IG Live Global Political Leaders yang akan berlangsung secara daring serta akan mengangkat topik diskusi mengenai Kebijakan dan Regulasi Plastic Credits. 

Apa sih definisi Plastic Credits ? Plastic Credits merupakan unit yang dapat dialihkan yang mewakili Jumlah tertentu dari plastik yang dikumpulkan dan kemungkinan didaurulang dari lingkungan. Perusahaan yang ingin bertanggung jawab atas plastik yang mereka keluarkan ke lingkungan dengan membuang Jumlah plastik yang sama dari lingkungan dapat menggunakan Plastic Credits. 

Bagaimana Plastic Credits bekerja ? seperti yang disebutkan oleh plasticcollective.co, ada 2 pemeran dalam plastic credit; perusahaan yang menggunakan plastik dalam produk dan kemasannya serta proyek yang mengumpulkan plastik dari lingkungan dan atau mendaur ulang plastik yang dikumpulkan. 

Tidak hanya itu, Kedua pihak ini bekerja sama meliputi Sebagai langkah awal, perusahaan harus menghitung jejak plastik mereka atau berapa banyak plastik yang mereka masukkan ke lingkungan setiap tahun. Kedua, Perusahaan kemudian membeli sejumlah plastic credit yang sesuai dengan jejak plastik mereka, misalnya, 1 plastic credit sama dengan 1 kg jejak plastik sehingga jika perusahaan mengeluarkan 10.000 kg jejak plastik, mereka akan membeli 10.000 plastic credit. dan Terakhir Uang yang dibayarkan perusahaan untuk plastic credit diberikan untuk sebuah proyek. Sebagai imbalan atas pemberian uang ini, proyek berkewajiban untuk mengumpulkan dan atau mendaur ulang volume dalam kilogram plastik yang setara dengan jejak plastik perusahaan.

Plastic Credits dapat diterapkan lebih komprehensif bila setiap produsen yang menghasilkan sampah kemasan melakukan pemberian insentif dan reward kepada para pengguna atau konsumen yang berhasil melakukan pemilahan sampah plastik secara terpilah dan sesuai jenis serta mengembalikannya lagi melalui Deposit Refund System atau Extended Producer Responsibility (EPR) yang dibayarkan secara langsung oleh produsen sampah kemasan.

Praktik sukses ini juga sudah dilakukan oleh Plasticpay di Negara Indonesia melalui Penyediaan Reverse Vending Machine (RVM) yang tersebar di ratusan titik public spaces, mall, kampus atau institusi Pendidikan, Stasiun hingga area wilayah Banten, Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Banyuwangi dan Provinsi Bali.

"Tiap sampah botol plastik yang berhasil dipilah secara langsung oleh konsumen melalui Reverse Vending Machine (RVM) Plasticpay akan diberikan meaningfull reward berupa saldo e-wallet, impact report berupa pengurangan jejak karbon serta akumulasi sampah botol yang berhasil terkumpul akan didaurulang menjadi recycle felt, fur, dacron dan geotextile oleh PT. Inocycle Technology Group, Tbk untuk penciptaan Green Jobs dan Implementasi Hilirisasi Sampah Plastik menjadi industry fashion, furniture, textile dan konstruksi," Ujar Imam Pesuwaryantoro, pemuda asal Bekasi yang juga pemerhati lingkungan. Foto: ist


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER