Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Pemerintah Rencanakan 50 Persen Impor LPG akan Disetop, Tahun 2023 akan Diganti Produk DME

Pemerintah Rencanakan 50 Persen Impor LPG akan Disetop, Tahun 2023 akan Diganti Produk DME

Ekonomi & Bisnis | Selasa, 1 Februari 2022 | 13:40 WIB
Editor : Daniswara Kanaka

BAGIKAN :
Pemerintah Rencanakan 50 Persen Impor LPG akan Disetop, Tahun 2023 akan Diganti Produk DME

KABARINDO, JAKARTA - Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk 2022-2023 ia akan menyetop 50 persen impor LPG. Nantinya, impor ini akan diganti dengan produk dimeltil eter (DME).

DME merupakan jenis bahan bakar berasal dari senyawa organik, yang memiliki nilai tambah dari batu bara. DME ini nantinya diharapkan bisa menjadi bahan bakar pengganti LPG.

“Target satu tahun sampai dua tahun ini minimal 50 persen impor LPG kitab isa dijadikan hilirisasi dalam negeri lewat bahan baku batu bara,” ungkap Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (31/1).

Bahlil menjelaskan jika di Indonesia ada proyek gasifikasi batu bara yang letaknya di Sumatera Selatan. Proyek gasifikasi ini bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahunnya dari bahan baku 6 juta batu bara kalori rendah.

“Kami groundbreaking investasi dari AS Air Products & Chemicals, tahun ini harus tereksekusi US$15 miliar,” kata Bahlil.

Sebelumnya, ketika menghadiri groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1), Presiden Joko Widodo mengatakan kebutuhan impor LPG Indonesia mencapai Rp80 triliun. Nilai impor ini pun masih harus disubsidi lagi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp60 triliun hingga Rp70 triliun agar masyarakat bisa mendapatkannya dengan harga murah.

“Rp80 triliun itu pun harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya tinggi sekali. Subsidinya antara Rp60 triliun hingga Rp70 triliun,” ungkap Jokowi.

Menurut Jokowi tentunya impor ini sebaiknya dihentikan karena sangat menguntungkan negara lain. Disisi lain, Indonesia juga memiliki batu bara yang melimpah dan bisa diolah menjadi DME. Jika proyek ini bisa berproduksi dengan baik, diharapkan bisa menekan subsidi APBN sebesar Rp7 triliun.

Sumber: CNNIndonesia.com

Foto: Okezone/Pertamina


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER