KABARINDO, SYDNEY - Pemerintah Australia menyatakan belum memberikan persetujuan terhadap permohonan pengecualian medis yang diajukan Novak Djokovic untuk memasuki negara tersebut tanpa vaksin COVID-19, kata pengacara pemerintah dalam berkas pengadilan, Minggu.
Pengajuan berkas menjelang pengadilan yang akan berlangsung Senin itu merupakan pembelaan pemerintah atas keputusan melarang Djokovic untuk memasuki Australia tanpa status vaksinasi COVID-19.
Sementara itu, petenis nomor satu dunia tersebut menolak mengungkapkan status vaksinasinya maupun alasan dia mengajukan permohonan pengecualian untuk dibebaskan dari kewajiban vaksin.
Namun tim legal Djokovic dalam berkas pengadilan mengatakan bahwa petenis Serbia itu sudah menerima pengecualian karena pernah terinfeksi virus corona pada Desember lalu.
Dalam berkas yang sama juga disebutkan bahwa Djokovic telah menerima penilaian dari Kementerian Dalam Negeri terkait responsnya dalam "Australia Traveller Declaration" yang mengindikasikan bahwa dia memenuhi kriteria untuk terbebas dari karantina.
Namun menurut pengakuan pemerintah, surat elektronik dari Kementerian Dalam Negeri itu bukan jaminan bahwa Djokovic akan mendapat “apa yang dia bilang sebagai pengecualian medis”, sebab respons tersebut akan diverifikasi saat kedatangan.
Pemerintah Australia juga meminta Djokovic untuk membuktikan klaimnya bahwa ia telah menerima pengecualian medis dan dibebaskan dari kewajiban vaksin COVID-19 dengan alasan pernah tertular virus corona pada pertengahan Desember.
“Tidak ada petunjuk bahwa pemohon mempunyai penyakit berat pada Desember 2021. Dia hanya mengatakan bahwa dia terinfeksi COVID-19,” tulis pernyataan pemerintah.
Drama Djokovic ini cukup menggegerkan dunia tenis, bahkan menyebabkan ketegangan antara Australia dan Serbia. Kondisi itu juga menjadi pemantik bagi penentang vaksinasi di seluruh dunia, demikian Reuters.
Sumber; Antara
Foto; Twitter Tennis