Oleh: Sabpri Piliang
Wartawan Senior
STANISLAV PETROV, seorang Letnal Kolonel AD Uni Soviet, tidak melapor kepada komandannya di Moskow. Ada serangan musuh!
Sistem peringatan dini Rusia yang berada di bawah tanggung jawabnya mengisyaratkan. Enam misil Amerika Serikat (AS) "on the way", untuk menghantam Uni Soviet (baca:Rusia)!
Berpikir "lateral"! Logika Petrov, tak mungkin AS hanya menyerang dengan enam misil, bila benar-benar berniat perang. Pasti ada yang keliru dengan sistem satelit Uni Soviet.
Petrov telah menyelamatkan pecahnya perang nuklir antara AS-Uni Soviet. Fenomena deretan sinar Matahari pada awan, telah mengacaukan sistem satelit. Andai saja dia responsif melaporkan, Uni Soviet pasti reaktif membalas!
Mengejutkan! Tidak biasa, seperti halnya Stanislav Petrov! Tiga sekutu Israel berkata 'lateral'. Tidak biasa! Membaca "The Guardian" (20/5), sebuah harian Inggris tertua (bergengsi) yang berdiri 1821.
Menampilkan "headlines"."Netanyahu Vows to Take Control as UK, France and Canada Threaten Action against Israel".
Ketiga sekutu utama (mainstream) Israel ini: Inggris, Perancis, dan Kanada, akan mengambil tindakan 'konkret', jika Israel tidak mengakhiri serangan besar-besaran ke Gaza. Sekaligus menghambat bantuan kemanusiaan!
"Historical"! Phrasa "tindakan konkret", belum pernah terjadi. Belum pernah ter"declared" dari Perancis, apalagi Inggris pada setiap balasan Israel atas serangan yang dilakukan beragam faksi Palestina.
Mengejutkan! Memang! Kata-kata "tindakan konkret" Inggris, Perancis, dan Kanada, adalah ungkapan "lateral" yang bisa bermakna militeristik. Sekalipun tidak "outspoken" (tegas). Tak ada cara lain!
Sepanjang yang penulis ikuti, dan amati secara literasi. "Tindakan konkret" ala (Inggris, Perancis, Kanada) berkalimat sarkastis. Apalagi, Inggris lewat Deklarasi Belfour. Merupakan "bidan" lahirnya negara Israel (1948), lewat mandat yang dimilikinya.
Tindakan Israel terhadap rakyat Palestina dengan dalih ingin menghabisi Hamas, telah sampai pada pergumulan "offside".
Inggris, Perancis, dan Kanada, sudah berada di titik "jijik". Mereka tidak lagi melihatnya, sekadar "menghukum" Hamas (bertanggung jawab di peristiwa 7 Oktober 2023). Yang menewaskan 1.200 orang rakyat Israel.
Ketiga negara sekutu AS-Israel ini, melihat kondisi Gaza tak bisa lagi ditoleransi. Perluasan perang yang dicanangkan Israel sebagai (Gideon's "Chariot) sudah tidak proporsional. Terbukti efektif, tekanan para "sahabat dekat Israel" ini.
Rasa malu Inggris, Perancis, Kanada yang menjatuhkan "wibawa" mereka di mata masyarakat internasional. Sedikit melunakkan Israel. Sembilan truk bantuan makanan harian (kurang dari 2 persen), mulai memasuki Gaza.
Target Israel menekan Hamas, dengan cara mengusir, "menyiksa" ("menyandera") 2,3 rakyat Gaza sedikit terganggu.
"Curhat" pada anggota kabinet sayap kanan (Bezalel Smotrich dan Ittamar Ben-Gvir), bahwa PM Netanyahu dipaksa sekutu dekatnya (Inggris, Perancis, Kanada) memasukkan truk bantuan ke Gaza. Membuat Israel kehilangan "garis merah" yang sudah ditargetkan.
Ketabahan rakyat Palestina tidak keluar Gaza. Sesulit, semenderita apa pun sudah tepat. Meski sudah lebih dari 53.480 (sebagian besar sipil) telah tewas. Mereka tetap bertahan, dengan risiko 99 persen (probabilitas) akan tewas.
Kata-kata anggota Kabinet Perang Israel (Bezalel Smotrich). "Sebagai bagian dari perang. IDF memindahkan penduduk keluar dari zona pertempuran. Dengan pertolongan Tuhan, mereka akan pindah ke negara ketiga di bawah rencana Presiden Trump,"kata Smotrich, seperti dikutif "The Guardian" (20/5).
Kembali teringat pada Stanislav Petrov! Berpikir dan bertindak 'lateral' (di luar 'fatsoen'/'benchmarking'), statement "tindakan konkret" Inggris dan Perancis pada Israel. Bisa berarti tindakan militer?
Meminjam kata-kata PM Benyamin Netanyahu pada anggota kabinetnya, apa yang dikatakan Inggris, Perancis, Kanada. "Kami sudah tak tahan (melihat rakyat Gaza)! Kami tak dapat mendukung Anda (Netanyahu)!
Nampaknya PM Inggris Keir Starmer, Presiden Perancis Emanuel Macron, dan PM Kanada Mark Carney telah memberi peringatan terakhir pada PM Israel Benyamin Netanyahu. Kira-kira! "Kami sudah jijik melihat tindakan Anda"!
Tindakan 'lateral' (militeristik)? Bisa saja, Inggris dan Perancis mengesampingkan AS dengan dalih kemanusiaan.