Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Olahraga > PB PTMSI Minta Bubarkan IPL Tenis Meja Bentukan Menpora Bikin Tigalisme Baru

PB PTMSI Minta Bubarkan IPL Tenis Meja Bentukan Menpora Bikin Tigalisme Baru

Olahraga | 21 jam yang lalu
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
PB PTMSI Minta Bubarkan IPL Tenis Meja Bentukan Menpora Bikin Tigalisme Baru

KABARINDO, JAKARTA – Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) yang dipimpin Peter Layardi Lay mendesak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk membubarkan Indonesia Pingpong League (IPL), organisasi yang mereka di anggap sebagai bentuk dualisme dan ancaman terhadap eksistensi pembinaan tenis meja nasional itu malah memperkeruh masalah, bukan hanya Negara bisa membantu menyelesaikan Permasalahan Dualisme berkepanjangan di tubuh Tenis Meja ini malah Memperkeruh bahkan Blunder Kemenpora bentuk organisasi baru seperti Indonesia Pingpong League (IPL) 

Dalam doorstop seusai pertemuan di Jakarta, Peter Layardi menegaskan bahwa keberadaan IPL yang diusulkan menjadi anggota ITTF (International Table Tennis Federation) telah menimbulkan keresahan di tubuh PB PTMSI dan seluruh pemangku kepentingan tenis meja tanah air babkan atlenya sendiri tidak bisa ikut dalam Seleknas tersebut ini yang akan menjadi masalah untuk prestasi tenis meja
“Salah satu hal yang membuat kami teman-teman risau adalah diusulkannya IPL menjadi anggota ITTF,” ujar Peter tanpa mengumpulkan kita para PB dan Pengprov ini yang bikan gaduh.

Ia juga menyoroti penyelenggaraan Piala Menpora yang dianggap sebagai turnamen terbuka, namun diwarnai pemanggilan atlet untuk pelatnas tanpa kejelasan arah program. PB PTMSI mempertanyakan tujuan pelatnas tersebut, apakah benar-benar disiapkan untuk SEA Games 2025.

“Tiba-tiba diadakan panggilan untuk pelatnas tenis meja. Kalau pelatnas kan harus ada tujuan. Apakah ini pelatnas menuju SEA Games? Itu yang kami ingin tahu,” jelasnya.

Peter Layardi menekankan bahwa PB PTMSI adalah organisasi sah yang telah diakui Mahkamah Agung, dengan kepengurusan yang tersebar di 38 provinsi dan hampir 400 kabupaten/kota.

“Kami adalah organisasi yang sah secara aturan, organisasi dan juga sudah diuji di pengadilan. Kami akan membawa SK dari seluruh 38 provinsi,” tegasnya.

Ia bahkan menyebut langkah Kemenpora sebagai bentuk kesalahan besar yang justru memperparah konflik.

“Kalau menurut saya, salah. Blunder itu. Ini adalah upaya untuk menghancurkan tenis meja,” ungkap Peter dengan nada kecewa.

PB PTMSI juga berencana langsung menyampaikan keresahan tersebut ke KOI, dan mempertanyakan apakah NOC mampu menyelesaikan polemik organisasi ini bahkan menambahkan masalah.

“Kita akan menyampaikan keresahan teman-teman. Apakah NOC ini mampu nggak membubarkan ini? Mau diapain nih? 38 provinsi dan 400 kabupaten/kota, jumlah pengurusnya saja berapa ribu?” katanya.
Meski demikian, Peter menegaskan pihaknya akan tetap bersikap santun dan mengedepankan komunikasi yang baik, namun tetap berkomitmen penuh menjalankan mandat dari daerah.

“Selama saya menjabat sebagai Ketua Umum dan SK saya masih berlaku, saya tetap lakukan pembinaan. Itu tugas yang diberikan oleh teman-teman PENGPROV,” tutupnya.

Kisruh dualisme dalam dunia tenis meja Indonesia kini kembali mencuat ke permukaan. PB PTMSI menegaskan bahwa perjuangan ini bukan semata soal kepentingan organisasi, melainkan demi menjaga marwah olahraga nasional dan masa depan para atlet yang selama ini dibina dengan serius. Pemerintah dan pihak terkait pun didesak untuk segera mengambil langkah tegas agar tidak semakin memperkeruh situasi dan menciptakan ketidakpastian dalam pembinaan olahraga di Tanah Air.


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER