KABARINDO, JAKARTA – Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus mengatakan, dirinya memiliki ketakutan terbesar dari dampak perang di Jalur Gaza. Menurutnya konflik di Gaza telah menyebar secara dramatis di kawasan tersebut.
“Ada Perjanjian Oslo yang sangat jelas dengan solusi dua negara. Sampai perjanjian itu tidak diterapkan, perdamaian sejati masih jauh dari kenyataan. Konflik ini dapat semakin memperburuk ketegangan dan kekerasan yang melanda planet ini,” ungkap Paus Fransiskus kepada harian Italia, la Stampa, dalam wawancara yang diterbitkan pada Senin (29/1/2024), dikutip Anadolu Agency.
Paus Fransiskus mengatakan, setiap hari dia melakukan panggilan video dengan paroki Kristen di Gaza, yang menampung sekitar 600 orang. “Kami bertemu di Zoom, saya berbicara dengan orang-orang. Mereka menjalani hidup mereka setiap hari sambil menghadapi kematian,” ucapnya.
Ketika ditanya tentang apa yang dilakukan Vatikan dalam fase perang antara Israel dan Hamas, Paus Fransiskus mengatakan Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, adalah tokoh kunci dalam upaya Vatikan di wilayah tersebut.
"Dia hebat. Dia melakukan gerakan yang bagus. Dia mencoba melakukan mediasi dengan tekad,” ujarnya.
Saat memberikan pesan Natal di hadapan ribuan jemaat yang berkumpul di Basilika Santo Petrus di Vatikan, pada 25 Desember 2023 lalu, Paus Fransiskus meminta Israel menghentikan agresinya ke Gaza.
“Saya memohon diakhirinya operasi militer yang mengakibatkan korban sipil yang tidak bersalah, dan menyerukan solusi terhadap situasi kemanusiaan yang menyedihkan dengan membuka penyediaan bantuan kemanusiaan,” ujar Paus Fransiskus, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.
Dia kemudian menyerukan agar konflik Israel-Palestina diselesaikan melalui dialog yang tulus dan gigih antara kedua pihak. “Ditopang oleh kemauan politik yang kuat dan dukungan komunitas internasional,” ucapnya. Red dari berbagai sumber