JAKARTA, Kabarindo.com : Salah satu aktivitas yang perlu kamu pantau sehari-hari adalah mengukur detak jantung. Ukuran detak jantung bisa menjadi patokan penting bagi kesehatan otot jantung seseorang. Detak jantung merupakan ukuran berapa kali jantung berdetak dalam satu menit. Dengan menghitung detak jantung melalui denyut nadi, maka akan membantu kita untuk melihat kesehatan jantung secara umum, baik saat berolahraga maupun saat mengalami masalah penyakit.
Denyut nadi normal menandakan jantung bekerja dengan baik. Denyut nadi yang rendah biasanya terjadi saat sedang tidur atau beristirahat dan akan meningkat ketika berolahraga. Denyut nadi merupakan ukuran untuk mengetahui berapa kali pembuluh darah arteri akan mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung.
Jumlah denyut nadi umumnya sama dengan detak jantung, sebab kontraksi jantung menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi di arteri. Oleh karena itu, mengukur denyut nadi sama artinya dengan mengukur denyut jantung. Ukuran detak jantung normal orang dewasa berkisar antara 60 - 100 denyut per menit atau beats per minute (bpm). Namun ada standar lain yang menyebutkan denyut nadi normal adalah 50 - 70 kali per menit. Jika denyut nadi melebihi 80 kali per menit saat istirahat, maka dapat berpotensi terkena serangan jantung. Sementara itu, atlet atau orang yang terbiasa berolahraga cenderung memiliki denyut jantung lebih rendah, sekitar 40 kali per menit.
Untuk mengukur denyut nadi, sebaiknya lakukan di pagi hari sambil duduk sekitar 10 menit. Raba nadi di pergelangan lengan tangan kiri bawah dengan tiga jari tangan kanan. Sebaiknya kamu tidak menggunakan ibu jari karena cenderung memiliki denyut ringan yang dapat membingungkan ketika kamu menghitung. Tekan lembut jari sampai kamu bisa merasakan denyut nadi di bawah jari tersebut. Hitung denyut nadi dalam waktu 15 detik, kemudian kalikan dengan 4 untuk mendapat angka denyut nadi per menit. Semisal denyut nadi berjumlah 20 maka diperoleh angka 80 per menit (20 x 4). Agar lebih yakin, kamu dapat menghitung ulang denyut nadi hingga tiga kali.
Sementara itu, untuk menghitung perkiraan detak jantung maksimum saat berolahraga, kamu bisa menggunakan satu rumus universal, yaitu 220 dikurangi usia kamu. Apabila usia kamu saat ini 35 tahun, maka detak jantung maksimalmu yakni (220 – 35) = 185 detak per menit. Ketika kamu berolahraga, maka gunakan rumus ini agar membantumu menjaga agar denyut jantung tidak melebihi batas maksimal.
Selain dengan cara manual, kamu juga bisa menggunakan perangkat OPPO Watch untuk mengukur detak jantung. Di bagian belakang perangkat jam tangan pintar ini terdapat sensor detak jantung optik untuk merekam aktivitas detak jantung. Kamu bisa memantaunya dengan melalui smartphone menggunakan aplikasi HeyTap Health.
Selain bisa memantau detak jantung, OPPO Watch juga bisa digunakan untuk memonitor latihan dan aktivitas olahraga lainnya. Karena berbasis Wear OS, maka jam tangan pintar ini pun bisa mengakses sejumlah layanan dari Google seperti Google Play, Google Pay, Google Assistant, atau Google Fit. OPPO Watch 46mm dikhususkan untuk pengguna cowok dan tersedia dalam pilihan warna hitam saja. Jam tangan cerdas ini memiliki layar AMOLED dual-curve 1,91 inci yang fleksibel, dengan PPI 326.
Sebaliknya, OPPO Watch 41mm yang tersedia dalam pilihan warna hitam dan rose gold lebih cocok untuk cewek. OPPO Watch 41mm memiliki layar AMOLED kaku 1,6 inci, dengan PPI 301. Kedua model OPPO Watch tersebut bisa dipersonalisasi tampilan mukanya sesuai dengan keinginan pengguna. Selain itu, OPPO Watch bisa digonta-ganti strap atau tali jamnya sesuai dengan gayamu saat bekerja atau berolahraga.