Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Iptek > Museum Bersejarah Korban Penjarahan di Irak Dibuka Kembali

Museum Bersejarah Korban Penjarahan di Irak Dibuka Kembali

Iptek | Senin, 7 Maret 2022 | 23:21 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Museum Bersejarah Korban Penjarahan di Irak Dibuka Kembali

KABARINDO, BAGHDAD – Museum Nasional Irak dibuka kembali pada Senin (7/3) untuk pengunjung setelah ditutup selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19 dan kerusuhan politik yang menjadikannya sasaran penjarahan yang parah.

Koleksi besar Museum Irak menceritakan kisah epik peradaban manusia, dari pemukiman paling awal hingga kebangkitan dan kejatuhan kerajaan-kerajaan besar.

Harta karun yang berasal dari 2.500 tahun yang lalu dari kerajaan neo-Asyur bersama barang antik Islam abad ke-9 kembali dipamerkan, termasuk dua ekor lembu jantan bersayap dari situs Nimrud di istana Assurnasirpal II (883-859 SM).

"Kami sudah menunggu lama untuk datang ke sini," kata Tijen Kayralci, 65, bagian dari rombongan tur dari Turki.

"Ini di luar dugaan saya, ini adalah barang yang tak ternilai, sangat berharga," katanya. "Ini mencerminkan kedalaman sejarah Irak."

Museum itu dulunya didirikan pada tahun 1923 untuk menampilkan lima milenium sejarah di Mesopotamia, atau Irak modern.

Pada peresmian pembukaan kembali museum tersebut di hari Minggu (6/3), Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi mengatakan bahwa museum itu telah mengalami renovasi besar-besaran.

Laith Majid Hussein, kepala otoritas barang antik Irak, menceritakan Museum Irak ditutup tiga tahun lalu "karena demonstrasi dan untuk alasan keamanan", katanya merujuk pada protes anti-pemerintah yang melanda negara itu pada 2019, "dan kemudian ada pandemi virus corona."

Museum, yang telah berdiri di lokasinya yang sekarang sejak 1966, dijarah di tengah kekacauan setelah invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2003 yang menggulingkan pemimpin Irak saat itu, Saddam Hussein.

Kelompok DAESH/ISIS, yang menguasai sebagian besar Irak antara 2014 dan 2017, juga melakukan penghancuran besar-besaran situs kuno, serta perdagangan barang antik.

Irak telah menemukan lebih dari 18.000 artefak pada tahun lalu, sebagian besar dari Amerika Serikat.

Pada bulan Desember, pihak berwenang Irak mengadakan upacara untuk merayakan kembalinya tablet Gilgamesh yang berharga, yang berusia lebih dari 3.500 tahun.

***(Sumber dan foto: AFP/France 24)


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER