Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > Minuman Tradisional & Turk Kahvesi Jadi Favorit Buka Puasa di Leedon

Minuman Tradisional & Turk Kahvesi Jadi Favorit Buka Puasa di Leedon

Gaya hidup | Selasa, 4 April 2023 | 12:08 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Minuman Tradisional & Turk Kahvesi Jadi Favorit Buka Puasa di Leedon

Minuman Tradisional & Turk Kahvesi Jadi Favorit Buka Puasa di Leedon

Alang-alang Sewu, Wangi Mahameru, Ranjana Samarantu, Pandan Siliwangi dan Legen. Rasanya segar dan bermanfaat untuk kesehatan.

Surabaya, Kabarindo- Minuman tradisional dan Turk Kahvesi alias Kopi Turki menjadi ikon dan salah satu andalan serta favorit di antara beragam menu yang disajikan saat buka puasa buffet selama Ramadhan di Leedon Hotel & Suites Surabaya.

Marcomm Leedon Hotel, Riany Fuja, mengatakan hotelnya mengusung tema Iftar Ramadhan Delight yang menyajikan beragam menu makanan dan minuman. Termasuk minuman tradisional agar para tamu bisa mencicipi minuman berbeda dari yang disajikan hotel-hotel lainnya dan tidak ditemui sehari-hari.

“Minuman ini merupakan kreasi tim food & beverage kami yang tidak disajikan di hotel-hotel lain. Kami ingin para tamu mencicipi minuman yang mungkin belum pernah mereka rasakan,” ujarnya pada Selasa (4/4/2023).

Ada 5 jenis minuman tradisional yang disajikan dalam 15 botol kaca. Tamu bisa memilih dan menuangkan sendiri minuman pilihannya. Minuman ini memiliki nama-nama yang unik yaitu Alang-alang Sewu, Wangi Mahameru, Ranjana Samarantu, Pandan Siliwangi dan Legen. Ada pula sinom yang manis, beras kencur dan Sweet Bitters.

Bar Manager, Dimas Agung Setiawan, mengatakan 4 jenis minuman tersebut diberi nama unik yang terinspirasi dari nama-nama yang berkaitan dengan hobinya mendaki. Ia menjelaskan, Alang-alang Sewu diambil dari nama pos di gunung Gede Pangrango. Wangi Mahameru diambil dari Mahameru, puncak di Semeru. Ranjana Samarantu adalah nama pos keempat di Gunung Slamet, sedangkan Pandan Siliwangi diambil dari nama raja besar di kerajaan Pajajaran pada zaman dulu.

Selain nama-namanya unik, keempat jenis minuman tersebut memiliki rasa yang juga unik dan menyegarkan. Salah satu bahannya menggunakan madu, sehingga ada rasa manisnya. Juga bermanfaat untuk kesehatan. Contohnya bahan dari daun sereh dan kunyit yang berfungsi sebagai antioksidan.

Dimas memaparkan, Alang-alang Sewu diracik dari kulit lemon, kulit jeruk limau dan madu. Wangi Mahameru diolah dari daun sereh, lemon dan madu. Ranjana Samarantu terbuat dari jeruk nipis, sirup mint dan madu. Pandan Siliwangi diracik dari teh hitam, sirup pandan dan lemon. Sedangkan Sweet Bitters terbuat dari kencur, kunyit, daun sereh, madu, lemon dan air jeruk Siam. Sementara legen-nya diambil dari Benowo, sebuah daerah di Surabaya.

Menurut Dimas, yang menjadi favorit tamu adalah Alang-alang Sewu, Ranjana Samarantu, dan Pandan Siliwangi serta sinom.

“Masing-masing minuman tradisional punya penggemar. Tapi yang paling disukai banyak tamu 3 jenis minuman itu,” tuturnya.

Dimas juga menjelaskan tentang Kopi Turki. Sesuai namanya, Kopi Turki berasal dari Turki sejak ratusan tahun lalu pada masa Kesultanan Ottoman. Disebut Kopi Turki, karena cara meracik kopinya yang unik dan sudah menjadi tradisi hingga kini. Kopi ini tidak direbus melainkan dipanaskan di atas pasir panas yang suhunya mencapai sekitar 100 derajat Celcius. Pasir ini dipanggang di wajan besar. Cairan kopi di dalam wadah dipanaskan di atas pasir diselang-seling dengan dibenamkan sebagian di dalam pasir. Butuh 5-10 menit untuk memanaskan satu cangkir kopi.

“Supaya pasirnya siap digunakan saat buka puasa, harus dipanggang sekitar 6 jam sebelumnya dan kestabilan panasnya terus dijaga,” ujar Dimas.

Ia menambahkan, kopi yang digunakan bisa jenis apa saja, misalnya arabika, robusta atau lainnya. Terserah selera. Namun kopi harus digiling halus seperti tepung. Ia mengatakan, semakin halus bubuk kopi, semakin pahit rasanya.

Menurut Dimas, di negara asalnya, Kopi Turki disajikan pekat dan pahit. Jika ingin ada tambahan rasa, biasanya diminum dengan campuran susu segar. Di Indonesia, jika ingin rasanya agak manis, diberi sedikit gula atau kental manis.

“Di Turki, minum kopi biasanya siang hari. Kalau di sini, ya bisa dinikmati kapan saja. Pagi, siang, sore atau malam. Suka-suka,” ujarnya.

Dimas mengatakan, bermacam minuman tradisional tersebut hanya disajikan selama Ramadhan, sedangkan Kopi Turki kemungkinan besar akan terus disajikan setelah Ramadhan saat breakfast.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER