KABARINDO, JAKARTA - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman meraih rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) setelah melibatkan 416 ribu petani milenial dalam berbagai program pertanian nasional.
Amran mengatakan penghargaan MURI tersebut diberikan atas capaian jumlah petani muda terbanyak yang terjun langsung ke sektor pertanian melalui inisiatif Kementerian Pertanian yang dinilai tertinggi dalam sejarah, bahkan pada skala global.
"Ini dapat MURI, itu karena milenial ada 416 ribu ikut sekarang (dalam pertanian)," kata Mentan usai dialog dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Jakarta, Selasa.
Mentan mengaku terkejut atas penghargaan tersebut, sekaligus menjadikannya sebagai motivasi dan tanggung jawab baru untuk terus memperluas partisipasi generasi muda dalam pembangunan pertanian berkelanjutan.
"Mereka yang menilai, aku kaget datang tiba-tiba memberikan penghargaan MURI, ini adalah cambuk untuk melompat lagi dan ini juga beban," ujarnya.
Melalui program Brigade Pangan, Kementerian Pertanian secara konsisten menggerakkan petani milenial, sekitar 45 ribu peserta terlibat hanya dalam satu tahun dan terus berkembang secara nasional. Setiap satu Brigade Pangan maksimal 15 orang petani.
Menurut Amran keterlibatan petani milenial sebagai sinyal positif kebangkitan sektor pertanian, yang kini semakin diminati generasi muda berkat pendekatan modern dan berbasis teknologi.
Ia menyebutkan sejumlah pengakuan (testimoni) menunjukkan petani milenial mampu meraih pendapatan menjanjikan, seperti di Papua dan Aceh sekitar Rp20 juta, serta Kalimantan Timur mencapai Rp24 juta per bulan.
Para petani muda tersebut mengelola beragam komoditas, mulai dari pangan, hortikultura, hingga perkebunan, dengan sistem usaha yang efisien dan berorientasi pada peningkatan nilai tambah.
"Kemarin yang testimoni di Papua itu (pendapatan perani milenial) Rp20 juta, Kalimantan Timur Rp24 juta, Aceh 20 juta. Itu komoditasnya macam-macam. Perkebunan, hortikultura, padi," beber Amran.
Ke depan, lanjut Amran pihaknya menargetkan 1 juta petani milenial terlibat aktif, sebagai fondasi kuat pertanian masa depan sekaligus penopang ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian melibatkan petani milenial melalui program Brigade Pangan yang mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektare per brigade.
Program itu juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih. Seluruh petani milenial mendapatkan bantuan bibit, hingga alat dan mesin pertanian termasuk pelatihan cara bertani secara modern





