Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > Manfaat dan Tantangan Menjadi Flexitarian (Bagian 2)

Manfaat dan Tantangan Menjadi Flexitarian (Bagian 2)

Gaya hidup | Sabtu, 8 Januari 2022 | 12:24 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Manfaat dan Tantangan Menjadi Flexitarian (Bagian 2)

KABARINDO, TANGERANG – Sebelum memutuskan untuk (tidak) menjadi seorang flexitarian – flexible vegetarian atau semi vegetarian, ada baiknya Anda mempertimbangkan manfaat dan tantangannya karena sejatinya flexitarian bukanlah sekadar pola makan atau diet, melainkan perubahan gaya hidup.

Sebagai pengingat, pola makan flexitarian didominasi sayur-mayur dan buah-buahan, termasuk sebagai sumber protein, walau sesekali dibolehkan mengonsumsi daging. Diet ini juga menekankan pentingnya mengurangi asupan gula dan makanan yang diproses terlalu lama.

Artikel terkait: Menjadi Flexitarian untuk Resolusi Hidup Lebih Sehat (Bagian...

Manfaat Penting Menjadi Flexitarian

Panel U.S. News and World Report yang terdiri dari ahli gizi, spesialis diabetes dan penyakit jantung, serta ahli diet lainnya, secara keseluruhan terkesan dengan gaya hidup flexitarian. Mereka memberikan nilai tinggi untuk kesehatan nutrisi, keamanan dan kesehatan jantung

“Pola makan ini adalah tentang kemajuan, bukan kesempurnaan,” kata seorang ahli. "Ini adalah pendekatan realistis untuk mencapai gaya makan yang lebih sehat tanpa tindakan ekstrem."

Dalam skala penilaian dengan 5 sebagai nilai tertinggi, flexitarian mendapat nilai 3,5 untuk pola makan penderita diabetes dan untuk pencegahannya; 3,4 untuk kemudahan diikuti; 3.8 untuk kesehatan jantung; 4,6 dan 4,7 untuk gizi dan keamanan (banyak diet lain yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius); serta 3,4 dan 3.5 untuk penurunan berat badan jangka panjang dan jangka pendek.

Sebuah tinjauan tahun 2017 terhadap 25 studi tentang diet flexitarian atau semi-vegetarian, yang diterbitkan dalam Frontiers in Nutrition, menemukan bahwa diet flexitarian bisa efektif dalam menurunkan berat badan, serta mengurangi tekanan darah dan risiko diabetes.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa para semi-vegetarian juga cenderung memiliki BMI (Indeks Massa Tubuh) lebih rendah daripada pemakan daging. Hal ini mungkin disebabkan oleh konsumsi sayuran atau buah yang lebih banyak daripada daging sehingga mengurangi sekitar 300 kalori dalam asupan sehari mereka.

Karena pola makan flexitarian didominasi dengan sumber nabati, maka pengikutnya akan mengonsumsi makanan yang lebih padat nutrisi, yaitu makanan yang mengandung banyak nutrisi dengan jumlah kalori yang relatif kecil

Singkatnya, ini adalah jenis makanan yang memberi Anda banyak dari apa yang dibutuhkan tubuh Anda tetapi tidak berkontribusi banyak untuk penambahan berat badan.

Selain berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh Anda, pola makan flexitarian juga dianggap lebih hemat dengan konsumsi produk hewani yang lebih sedikit; lebih mudah diikuti daripada diet vegetarian dan vegan yang jelas lebih ketat; serta lebih baik bagi lingkungan.

Peternakan adalah sumber besar emisi gas rumah kaca, dan mengonsumsi lebih banyak makanan nabati adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi jejak karbon Anda.

Inilah sebabnya ketika Anda merasa sudah waktunya untuk mengonsumsi protein hewani, sedapat mungkin hindarilah daging sapi dan domba karena peternakan hewan ini paling banyak menyumbang emisi gas rumah kaca.

Tantangan Menjadi Flexitarian

Seperti halnya pola makan lain, menjadi flexitarian mewajibkan Anda untuk merencanakan menu dan apa yang akan Anda konsumsi dengan seksama untuk hasil yang terbaik. Ini mungkin merepotkan bagi orang-orang yang terbiasa hanya memikirkan variasi sayur-mayur dan lauk-pauk apa yang akan dimakan.

Belum lagi bila dalam satu keluarga hanya ada seorang saja yang ingin menjalankan pola makan ini, yang artinya, ada dua menu yang harus dipikirkan.

Selain itu, ada potensi merasa kekurangan makanan. Pembatasan akan apa yang dapat dimakan mungkin agak berat bagi yang terbiasa makan apa saja.

Maya K., 45 tahun, seorang ibu rumah tangga yang juga guru paruh waktu, mengatakan akan sulit baginya mengatur dua menu di waktunya yang terbatas, dan merasa kurang tercukupi bila hanya makan sayuran saja. “Saya suka makan sayuran, tapi repot sekali bila harus memikirkan dua menu. Selain itu, rasanya kurang kenyang kalau hanya makan sayuran saja.”

Daging (dan produk hewani) memang cenderung cukup mengenyangkan karena mengandung protein dan lemak yang tinggi. Mengurangi konsumsi daging berpotensi pemilihan makanan tidak sehat atau produk olahan kalengan untuk memenuhi rasa lapar.

Pola makan yang tidak diatur juga dapat menyebabkan masalah lain. Charlotte Bierens, Kepala Nutrisi di merek makanan lengkap nutrisi Jimmy Joy mengatakan bahwa jika makanan tidak direncanakan dengan baik, "mungkin ada kekurangan B12, seng, zat besi, kalsium, dan omega-3" akibat pengurangan konsumsi daging.

Kesimpulan

Menjadi flexitarian mendatangkan banyak manfaat, tetapi bila tidak disertai dengan keteguhan niat dan pengaturan rencana yang baik, maka akan menjadi berat untuk dijalankan.

Bila anda ragu dan berharap ada solusi yang dapat membantu mengatasi tantangan-tantangan menjalankan pola hidup ini, serta mengharapkan ada rekomendasi praktis untuk makanan sehari-hari, jangan sampai ketinggalan artikel seri Menjadi Flexitarian Bagian 3 berikutnya. ***(Dari berbagai sumber, terutama U.S. News & World Report; Foto: Freepik)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER