Lucky Chandra, NFT Expert yang Mengedukasi Milenial Soal Peluang Besar Dunia Blockchain
NFT bisa dijadikan sarana investasi dan mendapatkan penghasilan, sebagai investor maupun kreator
Surabaya, Kabarindo- Melihat peluang besar pasar NFT, Lucky Chandra (30) mengajak kalangan milenial mengenal lebih dalam dunia blockchain.
Pebisnis jam tangan sekaligus mentor di bidang blockchain khususnya Non-Fungible Token (NFT) dan kripto ini mendalami bidang tersebut beberapa tahun terakhir. Ia kerap membagikan informasi terkait NFT dalam Instagram official @luckchan yang ditonton puluhan ribu orang.
Lucky mengatakan, NFT semakin eksis dalam perkembangan era digital yang masif saat ini, NFT bisa dijadikan sarana investasi dan mendapatkan penghasilan.
“Seperti yang pernah viral, Ghozali yang menjual foto selfie miliknya di marketplace NFT dan berhasil meraup untung puluhan juta Rupiah dalam sekejap. Melihat peluang ini, memahami NFT menjadi penting,” ujar pria kelahiran April 1992 ini.
Lucky ingin turut memfasilitasi para pemula yang ingin mengenal bidang NFT. Ia juga bisa menjadi salah satu sumber informasi untuk orang-orang yang ingin memulai dan belajar tentang dunia NFT.
"Penggunaan teknologi blockchain yang semakin masif tidak bisa dielakkan menjadi daya tarik tersendiri di dunia NFT. Sayangnya, orang yang menjadi pakar di dunia NFT sangat sedikit di Indonesia. Padahal potensi NFT sangat besar,” ungkapnya.
Menurut Lucky, peluang NFT sangat besar, baik sebagai investor maupun kreator. Banyak seniman yang memulai karir di NFT dan sangat dihargai, sehingga bisa mendapatkan keuntungan lebih. Seniman kerap dipandang sebelah mata oleh publik, namun dengan adanya NFT, mereka bisa jauh lebih dikenal serta mendapatkan benefit penjualan karya secara signifikan. Dari sisi investor juga bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat dalam jangka pendek maupun jangka panjang, bergantung project NFT yang dibeli.
Untuk itu, Lucky ingin mengedukasi masyarakat supaya lebih melek teknologi dan update ilmu tentang NFT. Menurut ia, kebanyakan masyarakat Indonesia hanya mengenal NFT dari Ghozali yang viral berkat foto selfie-nya. Padahal potensi NFT bukan sekedar iseng menjual foto selfie dan berharap mendapatkan pundi-pundi uang dengan mudah.
“Utilitas NFT banyak dan bisa diterapkan hampir ke semua bidang industri, sehingga mudah beradaptasi dengan lainnya,” ujarnya.
Lucky menmbidik kalangan milenial dan generasi Z. Juga tidak menutup kemungkinan gen X yang sejak awal sudah menyukai seni fisik, bisa diedukasi tentang pengetahuan bahwa ada seni digital dalam bentuk NFT.
Ia berharap, masyarakat Indonesia lebih teredukasi tentang NFT. Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak project NFT berpotensi menjadi tindak penipuan dan tentunya akan merugikan investor.
“Harapannya, masyarakat melek teknologi, sehingga tidak lagi meremehkan NFT yang sering kali diejek hanya berupa gambar yang bisa disimpan oleh siapa saja, namun kok bernilai jutaan Rupiah. Padahal, dengan pengetahuan yang cukup, justru itu bisa menjadi potensi besar untuk dikerjakan,” ujar Lucky.
