Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Gaya hidup > LaSalle College Jakarta, Tampilkan 14 Desainer Berbakat di JFW 2022

LaSalle College Jakarta, Tampilkan 14 Desainer Berbakat di JFW 2022

Gaya hidup | Minggu, 12 Desember 2021 | 13:58 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
LaSalle College Jakarta, Tampilkan 14 Desainer Berbakat di JFW 2022

KABARINDO, JAKARTA  –  LaSalle College Jakarta kembali berpartisipasi dalam acara Jakarta Fashion Week 2022. Tahun ini merupakan tahun ke sepuluh LaSalle College Jakarta menunjukkan eksistensinya di ajang Fashion yang bergengsi di Jakarta. Tema yang diangkat kali ini yaitu “Prolusio” merupakan kata Latin untuk pendahuluan, atau pengantar.

Tema tahun ini memperkenalkan para desainer muda yang cerdas dan berbakat dari LaSalle College Jakarta. Koleksinya berkisar dari tesis, koleksi mini dan proyek industri yang dilakukan oleh lulusan dan mahasiswa yang ada di Program Desain Mode Lasalle College Jakarta.

Semua koleksi menggunakan kain tenun tangan tradisional, dikombinasikan dengan siluet modern dan kain modern untuk mendapatkan tampilan yang up to date dan wearable.

LaSalle College Jakarta, Tampilkan 14 Desainer Berbakat di JFW 2022

Inilah 14 Desainer Berbakat LaSalle College Jakarta yang tampil di JFW 2022  yaitu:

1. Novia Tjanggah – Rambu Humba

Koleksi ini menggabungkan basic, core fashion, dan trend-led look menggunakan bahan yang halus, potongan yang unik, dan siluet yang unik, sebagai ciri khas koleksi ini. Didominasi dengan warna biru dan putih, sebagai simbol pengabdian kepada dewa-dewa dalam budaya Sumba. Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan keindahan kedua kain bermotif dari Bali yang dihiasi dengan manik-manik buatan tangan yang sangat halus dan detail, teknik bordir dan tambal sulam, dikombinasikan dengan kreativitas dan kekaguman pada fashion yang tinggi.

2. Theresia Ferensy – Sweet Despair

Koleksi ini menonjolkan budaya Flores menggunakan kain tenun alami yang disebut “tenun ikat”. Ini terinspirasi oleh Frida Kahlo. Koleksi ini mewakili kemandirian, kerja keras, dan cinta diri. Koleksi ini mencoba menggabungkan kain tenun ikat dengan kain interlock, linen, dan nilon, dengan menambahkan potongan kain dan sashiko sebagai perawatan kain.

3. Nadya Oktaviani Budinarta – Patembi

Patembi berfokus pada tampilan ultra-feminin, berlapis dan jaket pas santai. Koleksi ini terdiri dari pakaian malam dan pakaian sehari-hari. Ditonjolkan dengan kain tenun ikat dari Sumba Timur sebagai fitur utama dalam koleksi ini, bersama dengan taffeta sutra, organza, denim, melton, dan linen.

Untuk melengkapi penampilan, detail khusus disatukan ke dalam koleksi dengan penerapan hiasan manik-manik mewah dan sulaman kreatif, pompom dan strip kain yang dibuat dengan baik. Firebrick, wine-red, blanched almond, navy blue dan black adalah warna utama untuk keseluruhan koleksi.

4. Graciela Tiara Kusno – The Art of The Village

Tema ini terinspirasi dari keanekaragaman budaya yang indah di pulau Kalimantan (Kalimantan), Indonesia. Penduduk asli di jantung Kalimantan umumnya dikenal sebagai orang Dayak. Dengan ragam corak dari ulap doyo yang dipadukan dengan warna-warna tradisional Dayak seperti hitam, merah, putih, dll, yang melambangkan keagungan atau kematian, kehidupan, dan kesucian.

5. Reni Kosgoro – Abaca Musaceas

Proses pembuatan batik di serat pisang abaka menggunakan zat warna alam yang berasal dari jenis tumbuhan kayu tingi dan kayu tegeran dengan motif jlamprang yang berasal dari daerah Pekalongan. Busana yang dihasilkan berupa koleksi resortwear ramah lingkungan.

6. Nethania Andreana, Audreen Sibastian Goni, Mia Fatmasari, Britania Angeli Tambuwun, Jessy Saphita, Karen Christy Jong, Bianca Benita, Verent Tantony – T’NALAK

Koleksi tersebut merupakan hasil dari penelitian dan eksplorasi panjang yang mendalam dari perjalanan studi mahasiswa ke Filipina, terutama di Cotabato Selatan, Pulau Mindanao. Menggunakan kain t’nalak sebagai kain utama yang dipadukan dengan berbagai kain modern lainnya, yang dilengkapi dengan perawatan kain, bordir dan manik-manik, menghasilkan desain yang diinterpretasikan modern yang wearable dan up to date.

7. Nethania Andreana – The Asian Glitterati

Bahan utama dari koleksi ini adalah taffeta yang dipadukan dengan kain tradisional Indonesia, Tenun Polos, dan untuk melengkapi tampilannya, terdapat hiasan  monokromatik berupa applique bunga, manik-manik, dan bordir.

8. Jessenia Laurinda – Dikita No-Neka

Di Sumba, Dikita No-Neka berarti “perantara” antara manusia dan Tuhan (Mangholo – Marawi). Warna hitam menggambarkan getaran malaikat maut, sedangkan siluet besar mewakili perantara anggun antara manusia dan  Tuhan seperti yang diyakini Marapu. Warna emas dan perunggu dalam koleksi mencoba memberi tahu orang-orang bahwa ketika seorang penganut Marapu meninggal, mereka akan membawa semua kekayaan / harta mereka ke kuburan mereka bersama mereka. Warna merah dalam koleksi ini untuk menunjukkan identitas dan nilai yang kuat.

Untuk menyaksikan PROLUSIO di JFW 2022 pada Youtube LaSalle College Jakarta, Klik Link : https://bit.ly/LCJ_LiveStreaming_JFW_2022

Masing-masing desainer ini memiliki cara yang unik dan kreatif untuk menafsirkan gagasan serta mengembangkan ide konsep mereka. Beberapa dari mereka memiliki konsep yang lebih global sementara lainnya memasukkan lebih banyak nilai tradisional, namun dengan pendekatan yang modern. Jika koleksi desainer bisa disamakan dengan komposisi musik, maka secara metaforis, karya desainer LaSalle College Jakarta ini bisa dianggap sebagai awal masa depan dan karya yang akan lebih bisa bekerjasama dengan designer lainnya.

LaSalle College Jakarta berkontribusi melalui Program Fashion Design untuk menghasilkan talenta-talenta muda berbakat untuk menjadi desainer professional serta kami memiliki komitmen untuk mempromosikan industry fashion nasional hingga ke mancanegara. Salah satu kontribusinya adalah melatih talenta baru tersebut dan mengenalkannya kepada dunia.

LaSalle College Jakarta merupakan sekolah design bertaraf internasional yang berpusat di Canada (Montreal).  Menawarkan Progam Sarjana, International Advance Diploma, dan Sertifikat dengan 8 pilihan program studi seperti:   Artistic Makeup,  Fashion Design,  Fashion Business, Interior Design,  Graphic Design, Game art & Design,  Photography,  Management of Creative Industries.

Didirikan pada tahun 1997, LaSalle College Jakarta sebagai institusi pendidikan fashion yang berpengalaman selalu berusaha mengembangkan minat, bakat serta kreativitas desainer muda lulusannya ke industri dan mempersiapkan mereka agar dapat bersaing di ranah nasional maupun internasional.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Program Fashion Design di LaSalle College Jakarta, Klik Link ini:   https://bit.ly/LCJ_FD_JFW2022_MediaRelease.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER