KABARINDO, BEKASI - Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni 2025) dua pasangan Aquarius yang juga praktisi lingkungan, Imam Pesuwaryantoro dan Anjar Ningtias, mengusulkan konsep Green Qurban yang inovatif dan berkelanjutan.
Konsep ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan berkurban dengan mempromosikan pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan.
*Makna Berkurban dalam Islam*
Berkurban adalah salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islam, yang dilakukan sebagai bentuk syukur dan ketaatan kepada Allah SWT. Makna berkurban tidak hanya sebatas menyembelih hewan, tetapi juga tentang berbagi dengan orang lain dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keikhlasan dan kesederhanaan.
*Kelola Sampah Qurban dengan Wadah Mandiri atau Ramah Lingkungan*
Dalam konsep Green Qurban, Imam dan Anjar mengusulkan agar masyarakat membawa wadah mandiri atau wadah ramah lingkungan untuk daging kurban. Contoh wadah ramah lingkungan yang dapat digunakan adalah:
- Wadah plastik biodegradable yang terbuat dari bahan alami seperti jagung atau kentang
- Wadah kertas yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang
- Wadah bambu atau kayu yang dapat digunakan kembali
- Wadah stainless steel atau alumunium yang dapat digunakan kembali dan tahan lama
Dengan menggunakan wadah ramah lingkungan, kita dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan dari kegiatan berkurban dan mempromosikan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
*Menggabungkan Tradisi dengan Kepedulian Lingkungan*
Konsep Green Qurban ini merupakan contoh nyata bagaimana kita dapat menggabungkan tradisi berkurban dengan kepedulian lingkungan. Dengan mempromosikan pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan, kita dapat menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepedulian lingkungan.