KABARINDO, JAKARTA- Pasukan gabungan yang terdiri dari TNI dan polisi diterjunkan ke Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), mengawal pengukuran lahan untuk pembangunan Bendungan Bener. PKB ingatkan menyelesaikan masalah secara dialog.
"Ini akibat kurang ngopi. Saya kok jadi ingat pesan Pak Jokowi, agar setiap masalah bisa diselesaikan sambil ngopi-ngopi, ajak dialog. Kami harap masyarakat juga buka dialog, jangan saling otot-ototan. Sudah nggak zamannya," ujar Waketum PKB, Jazilul Fawaid, kepada wartawan, Selasa (8/2/2022).
Menurut Jazilul saat ini bukan saatnya menggunakan pendekatan keamanan apalagi menggunakan senjata. Terlebih yang dihadapi sesama warga negara Indonesia.
"Kita perlu dukung polisi yang presisi, yang lebih prediktif, transpan dan berkeadilan. Dengan presisi, kami yakin polisi lebih humanis dalam menghadapi masyarakat," terang Jazilul.
PPP Dorong Dituntaskan Dialog dari Hati ke Hati
PPP turut menanggapi,mempertanyakan penerjunan pasukan dalam insiden ini.
"Memangnya ada ancaman terorisme atau kerusuhan sosial di Desa Wadas itu, sehingga sampai perlu dikerahkan ratusan aparatur?" ujar Waketum PPP Arsul Sani kepada wartawan, Selasa (8/2).
Anggota Komisi III DPR RI itu mengkritik pengerahan aparat dalam jumlah besar. Hal itu, ungkapnya, seperti saat era Orde Baru.
"Pengerahan aparat dalam jumlah yang besar seperti itu jika tanpa adanya ancaman kerusuhan atau konflik sosial mengesankan bahwa paradigma berpikir aparatur keamanan dan pemerintahan kita tentang pembangunan masih seperti zaman Orde Baru," lanjut Arsul Sani.
Arsul menambahkan pengawalan pembangunan itu dilakukan bukan dengan pengerahan aparat keamanan, namun lebih mengedepankan pendekatan-pendekatan informal dengan masyarakat.
"Ini bisa dilakukan dengan pertemuan-pertemuan dengan warga namun tetap memperhatikan prokes. Warga diajak berdialog dari hati ke hati, setelah mereka bisa menerima maka pengukuran pun dilakukan tanpa perlu pengerahan," sambungnya.
Puluhan Orang Ditangkap
Aparat gabungan dari Polda Jateng, Brimob serta TNI diturunkan untuk mengamankan proses pengukuran di Desa Wadas, Kecamatan Bener, kemarin (8/2). Aparat yang berjaga tampak membawa tameng, gas air mata, dan anjing K-9.
Petugas gabungan itu kemudian berbagi tugas, sebagian besar berjaga-jaga di jalan sekitar masjid kampung di mana warga menggelar istighosah, sedangkan lainnya mengawal warga bersama pihak BPN untuk melakukan proses pengukuran.
Istighosah yang awalnya berjalan damai, akhirnya dihentikan ketika ada warga yang memicu kericuhan kedapatan membawa senjata tajam. Karena melawan, petugas pun akhirnya mengamankan yang bersangkutan. Tak hanya itu, puluhan orang yang dianggap sebagai provokator pun ikut diangkut ke Mapolres Purworejo.
"Kalau untuk yang tadi bawa senjata tajam, diamankan untuk digali keterangannya, untuk diambil keterangannya, kenapa datang ke lokasi ini membawa senjata tajam. Yang kita amankan ada sekitar 20 orang," ungkap Wakapolda Jateng, Brigjen Abiyoso Seno Aji, Selasa (8/2/2022).
Alasan Pasukan Diterjunkan
Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy menjelaskan petugas melakukan pendampingan atas permintaan dari pihak BPN. Sebelumnya, pihak Kanwil BPN Jateng sudah melakukan audiensi dengan Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi pada Senin (7/2).
"Sekitar 250 personel gabungan sudah disiapkan dari unsur TNI-Polri dan Satpol PP. Saat ini sudah standby di lokasi. Adapun kegiatan pengukuran masih berlangsung dan berjalan lancar," ujar Iqbal dalam keterangannya, Selasa (8/2/2022).
Ditambahkan, permasalahan sejumlah warga yang menolak proyek pembangunan Wadas sudah dimediasi oleh Forkompinda Jateng sejak 2018. Warga kontra pernah mengajukan gugatan ke PTUN Semarang, namun ditolak.
"Meski berdasarkan data, mayoritas warga setempat sangat welcome terhadap proyek pembangunan bendungan Bener. Namun semua aspirasi warga yang pro maupun kontra kita tampung dan salurkan," tegasnya.
Sumber/Foto: detik.com