KABARINDO, JAKARTA -- Komunikasi politik antara kubu capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dinilai sebuah hal positif. Upaya ini juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan di Pilpres 2024.
"Saya kira itu komunikasi politik yang cukup bagus antara paslon 01 dan 03," tegas pengamat politik Adi Prayitno di Jakarta, Jumat (12/1/2024). Menurutnya, kedua kubu mempunyai sumber daya politik yang bisa diarahkan untuk meminimalisir potensi terjadinya kecurangan.
"Dua kubu ini, 01 dan 03 mempunyai resource, kekuatan politik, mesin politik yang jejaringnya sampai ke bawah yang tentunya diharapkan publik bisa meminimalisir dan mengantisipasi segala kemungkinan kecurangan yang akan terjadi," jelas Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu.
Selain itu, komunikasi politik keduanya juga berguna untuk mengirim pesan pada publik agar bersama-sama menjaga kualitas pemilu. "Kedua, ini bagus untuk membangun opini publik agar Pemilu 2024 berjalan dengan damai, terbuka, tanpa kecurangan apa pun.
Selain komunikasi para elite, ini kan secara tidak langsung ingin mengajak pada seluruh elemen masyarakat agar Pemilu 2024 itu hajatan milik bersama, bukan hanya hajatan partai, bukan hanya hajatan paslon," ungkapnya.
Menurut Adi, baik dan buruknya demokrasi dan pemilu sangat tergantung bagaimana proses pemantauan dan pengawasan pemilu juga dilaksanakan oleh kelompok masyarakat. Sehingga intensitas komunikasi politik semacam ini tentu untuk memaksimalkan supaya kecurangan bisa dihindari.
"Komunikasi politik semacam ini untuk memberikan warning pada pihak-pihak yang potensial melakukan kecurangan. Ya bisa dihindari, bisa dilawan, bisa diantisipasi, karena sekecil apa pun kecurangan yang terjadi di 2024 pastinya akan terpotret, akan terpantau, akan terawasi dengan baik oleh masyarakat, tim sukses, dan seluruh tim pemenangan. Jadi jangan main-main dengan pemilu, karena semua mata akan memantau," katanya. Red dari berbagai sumber