KABARINDO, JAKARTA - Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin, mengakui ada korban meninggal dunia di dalam kerangkeng yang terletak di lingkungan rumahnya.
Hal itu diungkapkan oleh anggota Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, setelah meminta penjelasan dari Terbit Rencana Perangin Angin.
"Kami mendapat informasi terkait dengan sejarah kerangkeng yang ada dan metode pembinaan yang dilakukan oleh tim yang mengelola kerangkeng itu sehari-hari," katanya pada Senin (7/2/2022).
"Kami juga mengonfirmasi ada yang meninggal apa tidak dan memang terkonfirmasi ada yang meninggal dalam kerangkeng tersebut."
Beka juga menanyakan kepada Terbit terkait SOP yang diterapkan pihaknya terkait kasus kekerasan terjadi di kerangkeng terlebih jika jatuh korban jiwa.
Setelah menggali informasi dari Bupati Langkat nonaktif, Komnas HAM bakal meminta keterangan dari pihak lain untuk validasi sehingga terungkap fakta yang sesungguhnya.
"Setelah ini, kami perlu mengonfirmasi beberapa hal kepada pihak lain karena tadi ada keterangan pak Terbit yang butuh data informasi lebih kuat sehingga kami tidak begitu saja langsung menyimpulkan," ujarnya.
Saat ini, Terbit Rencana Perangin Angin telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh penyidik KPK.
Ia terlibat dalam kasus dugaan suap terkait dengan kegiatan pekerjaan pengadaan barang dan jasa tahun anggaran 2020-2022 di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Sebelumnya, Komnas HAM telah berkoordinasi dengan KPK untuk meminta keterangan Terbit Rencana Perangin Angin terkait temuan kerangkeng manusia di lingkungan rumahnya.
Sumber Berita: Antara
Foto: Antara
