Ketua MPR RI, H Ahmad Muzani mengapresiasi peran ASFA Foundation dalam mendorong kaderisasi dan percepatan peningkatan kemampuan sumber daya manusia untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Dalam Visi ASFA Foundation menargetkan bisa mencetak 3.000 Doktor, 5.000 Master, 10.000 sarjana dan 1.000 dokter pesantren.
“Kami sangat mengapresiasi peran ASFA Foundation. ASFA sedang menanamkan sekaligus melestarikan ilmu dan peradaban yang panjang. Apa yang dilakukan ASFA akan dinikmati generasi mendatang,” kata Ahmad Muzani dalam pembukaan acara Seminar Nasional yang digelar di ruang Nusantara V, Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (23/1).
Seminar Nasional mengambil tema Strategi Percepatan dan Pengambangan Sumber Daya Manusia Unggul untuk Penguatan Pesantren dan Lembag Pendidikan Islam dalam rangka Menyongsong Puncak Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045
Seminar dihadiri sekitar 313 Kiai dan santri dari pondok pesantren di Indonesia. Hadir juga Ketua ASFA Foundation, Komjen Pol (Purn) Dr. Syafruddin Kambo, M.Si, Dewan Pembina ASFA Foundation, H. Tmothy Savitri, Ketua Baznas, Noor Achmad dan Ketua ICMI Arif Satria. Hadir juga Duta Besar Maroko, Mesir, Suriah dan Arab Saudi.
Ahmad Muzani menambahkan, berdasarkan UUD 1945, penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung jawab negara/pemerintah. Namun, pemerintah juga tidak bisa jalan sendirian.
“Jika semua pihak bisa berkolaborasi dengan baik maka kita akan bisa menghadapi tantangan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” kata Ahmad Muzani.
Ketua ASFA Foundation, Syafruddin Kambo menjelaskan, ASFA Foundation, memang didedikasikan untuk pendidikan, kemanusiaan dan perdamaian. Selain itu mendorong pertumbuhan dan percepatan SDM yang unggul.
Meski baru berdiri pada tahun 2022, ASFA Foundation sudah memberikan progam beasiswa bagi 1.810 penerima beasiswa yang terdiri dari pelajar, santri dan mahasiswa.Penerima beasiswa ASFA tersebar di 99 Universitas di Indonesia dan 24 Universitas di luar negeri dengan berbagai macam keilmuan.
“Kami tidak ingin melewatkan momen untuk mewujudkan Indonesia Emas. Indonesia memiliki modal demografi yang besar dan potensi ini tidak boleh disia-siakan,” kata Syafruddin.