Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
DI SEBUAH RIMBA! "Harimau" membiarkan seekor "Srigala" memangsa "ayam-piyik"nya. Kancil, menyaksikan!
"Tamsil", Gaza dan Tepi Barat adalah "rimba"! Harimau adalah "adidaya", dan "Srigala" adalah Israel! Eskalasi ini, bermula dari harapan Oslo!
Perumpamaan yang faktual! Oslo (Norwegia) 1993-1994, adalah "nikmat gula" yang tak pernah melewati "kerongkongan" rakyat Palestina!
Peristiwa, 7 Oktober (2023) dengan pelaku Hamas! Merupakan manifestasi kebuntuan, dan "missing link"-nya "sunshine" yang sempat membuncah!
Oslo adalah "sunshine"! Ini sungguh! Saat tak ada "breakthrough", tak ada terobosan dan "bisu" tentang nasib rakyat Palestina! Oslo menjadi secercah!
Perjanjian "sementara", Oslo I (1993), dan Oslo II (1994). Menjadi "benchmarking", atau cikal bakal lahirnya negara Palestina yang berdaulat.
"Revenue"-nya, memang minimalis bagi Palestina. Tapi, ini adalah "mata air", dan "sunshine" yang akan menuju "tengah hari", di mana cahayanya makin "terik", dan "sparkling"! Seharusnya, begitu!
Serangan Hamas yang menerobos masuk ke wilayah Israel 30 tahun setelah Oslo (2023)! Merupakan kekecewaan, atas matinya "sunshine" "solusi dua negara", yang termaktub dalam proses piagam Oslo.
Setelah sang "arsitek" perdamaian Yitzhak Rabin (PM Israel 1992-1995), ditembak mati oleh Yigal Amir (aktivis Israel penentang perdamaian) tahun 1995. Oslo, telah "compang-camping"!
Padahal, "bargaining" pemimpin Palestina (PLO) waktu itu, berada di "titik terendah", dan terjadi fragmentasi internal antar faksi, termasuk (Hamas).
Tak ada pilihan! Ketua PLO (Yasser Arafat) sepakat dengan Rabin! Dan, mengabaikan Hamas!
Yitzhak Rabin memaksa Arafat menerima interpretasi Israel, yang membagi administratif West Bank (Tepi Barat) dalam tiga zona.
Zona A, berada di bawah kendali Palestina dalam wadah Otoritas Palestina (PNA/PA). Zona B, di bawah kendali bersama PA dan Israel. Zona C, di bawah kendali penuh Israel.
Meskipun kesepakatan Oslo (1993-1994) tidak memuaskan rakyat Palestina! Namun, ini memunculkan harapan. Hanya skema ini yang tersedia!
Bayangkan, Zona A (termasuk Ramallah) yang dikelola Palestina. Luasnya, hanya 18 persen dari total Tepi Barat. Sementara Zona C (50 persen) sepenuhnya dikendalikan Israel, dan Zona B (32 persen, dikelola bersama).
Masih dalam rangkaian kerangka Oslo. Tahun 2005, Israel mengembalikan Gaza kepada PA, namun tetap dengan catatan! Patroli Israel akan terus dilakukan di perbatasan!
"Rangkaian Oslo", yang "step by step" dan gradual! Seharusnya terus memperluas wilayah administratif PA. Tapi, mandek dan berantakan!
Itu terjadi, setelah Partai Likud-nya Benyamin Netanyahu memenangkan Pemilu 1996. Haluannya berbeda dengan Rabin.
Oslo yang "berjalan mundur", melahirkan "ekstrimistis" Hamas! Ini normal pada "harapan" yang tak kunjung datang! Tahun 2007, Hamas yang didukung rakyat mengambil alih Gaza dari PLO (PA).
Hamas berasumsi "hingga kiamat", Palestina tak akan merdeka! Bila Israel masih dipimpin Netanyahu, dan Palestina di bawah Mahmoud Abbas (PA)! Abbas lemah! Israel suka! "buying time".
Netanyahu, bukanlah sosok yang berpandangan "solusi dua negara". Dia tak peduli Oslo! Sepertihalnya Rabin, dan mantan PM Shimon Peres (Partai Buruh) yang solutif.
Ketergantungan Netanyahu pada dua tokoh "ekstrem Israel di Knesset (parlemen): Bezalel Smotrich dan Ittamar Ben-Gvir. Agar tetap bisa menjadi PM, kian merubuhkan kesepakatan Oslo (Norwegia).
Gestur pengakuan Inggris dan Perancis atas Palestina! Bisa saja dianggap isyarat kosong! Namun, perahu pengakuan itu telah "berlayar". Dunia "menyimak"!
Satu langkah maju, memunculkan "image" buruk pada Israel! "Kultus kematian" 60.000-an sipil, dan kelaparan yang "di-orkestrasi", tidak seimbang dengan 1.200 kematian warga Israel! Melabuhkan Inggris dan Perancis di sisi Palestina!
Hamas tak peduli! Kalau pun mereka "pergi" dan "dilucuti", "exile" (diasingkan), atau kekuasaan Gaza diserahkan kembali kepada "gerontokrasi" (Mahmoud Abbas cs).
Hamas akan menerima "pengusirannya" (seperti diminta Israel), dengan catatan! Sidang Umum (PBB) ke-80 bulan depan (23 September), bisa memastikan jaminan solusi dua negara.
Kemerdekaan Palestina, adalah cetusan "Oslo" beserta integralnya. Yaitu, kembali ke perbatasan, sebelum Perang 1967 (Tepi Barat dan Jalur Gaza), dengan Jerusalem Timur seluas 70 km2, sebagai ibukotanya! Kuncinya, Israel setuju!
PM Inggris Keir Starmer dan Presiden Perancis Emmanuel Macron! Telah berdiri di sisi sejarah yang benar! Bisa jadi, Inggris dan Perancis tidak akan mengajak Hamas sebagai bagian dari negosiasi pengakuan! Demi menjaga "perasaan" Israel!
Inggris-Perancis yang "disegani" AS-Israel, punya alasan untuk mengakui kemerdekaan Palestina! Starmer-Macron, tidak akan bolak-balik bertemu Hamas yang dianggap "biang keributan" oleh AS-Israel!
Kalau perlu, Inggris-Perancis meminta Israel menunjuk, siapa representasi Palestina yang mereka inginkan! AS harus mendorongnya!
Boleh juga! Tunjuk kembali "gerontokrasi"! Tokoh-tokoh tua PA Palestina yang terlibat dalam kesepakatan Oslo (Norwegia) 1993-1994 (Mahmoud Abbas cs).
Atau, alternatif lain. Mantan tokoh Al Fatah (sayap militer) era Yasser Arafat, Mohammed Dahlan yang dianggap lebih akomodatif oleh Israel-AS! Disukai: AS, Israel, Mesir.
Dahlan adalah favoritnya Presiden AS ke-43 George W. Bush (2001-2009), sebagai fasilitator perdamaian Oslo serta Perjanjian Abraham: antara Israel dengan (Bahrain, UEA, dan Maroko) tahun 2020.
Akhiri pertikaian berdarah Israel-Palestina. Merdekakan Palestina, dan hidup damai berdampingan. Selamanya!
Mau Abbas, Dahlan, PM Mohammad Mustafa, atau siapa pun di pihak Palestina!