Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Kemenkes : Pasien Omicron Akan diarahkan Dirawat di Rumah

Kemenkes : Pasien Omicron Akan diarahkan Dirawat di Rumah

Berita Utama | Selasa, 11 Januari 2022 | 09:32 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Kemenkes : Pasien Omicron Akan diarahkan Dirawat di Rumah

KABARINDO, JAKARTA  - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan mengarahkan pasien Omicron agar dapat dirawat di rumah. Langkah ini diambil seiring dengan strategi pelayanan yang dilakukan Kemenkes di tengah lonjakan kasus Omicron di Indonesia.

"Memang kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta. Tetapi yang dirawat lebih sedikit. Sehingga, strategi layanan dari Kemenkes akan digeser yang sebelumnya fokusnya ke rumah sakit, sekarang fokusnya ke rumah," ungkap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada konferensi pers virtual, Senin (10/1/2022).

"Karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke rumah sakit," sambungnya.

Dijelaskan Budi, Kemenkes sudah melakukan penelitan terhadap 414 pasien Omicron di Indonesia, dari gejala apa yang bisa dirawat di rumah, gejala seperti apa yang harus dirawat di Wisma Atlet, hingga gejala yang perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.

“Kami juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memastikan orang yang harus dirawat di rumah itu tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi ke dokter dan juga bisa mendapatkan akses delivery obatnya," terang Budi.

Lebih lanjut Menkes Budi menjelaskan pihaknya saat ini sudah bekerja sama dengan salah satu startup di bidang logistik dan BUMN Kimia Farma untuk bisa memastikan obat-obatan Covid-19 yang dibutuhkan pasien bisa didapatkan.

Dia menambahkan, sebanyak 400.000 pil antivirus Covid-19 Molnupiravir produksi Merck juga sudah tiba di Indonesia, sehingga siap untuk digunakan oleh pasien.

Mengacu pada Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.01/MENKES/1391/2021 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron, pada kasus terkonfirmasi Omicron yang bergejala (simptomatik), isolasi dilakukan selama 10 hari sejak muncul gejala. Ditambah dengan tiga hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan, serta hasil pemeriksaan NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) negatif selama dua kali berturut-turut dengan selang waktu lebih dari 24 jam.

Sedangkan untuk yang tidak bergejala (asimptomatik) isolasi dilakukan selama 10 hari sejak pengambilan spesimen dan hasil pemeriksaan NAAT negatif selama dua kali berturut-turut dengan selang waktu lebih dari 24 jam.

Dilansir dari laman The Wall Street Journal, Kamis (6/1/2022) selama melakukan isolasi mandiri, harus selalu menggunakan masker jika berada di dalam rumah, dan hindari interaksi dengan anggota keluarga lainnya. Selain itu, tetap berada di rumah dan jangan bepergian ke tempat umum.

Bila berada di ruangan yang sama dengan orang lain, maka semua orang harus memakai masker berkualitas tinggi. Kemudian, jaga agar sirkulasi udara tetap baik dengan membuka jendela atau pintu. Pisahkan peralatan makan dengan anggota keluarga dalam satu rumah, dan selalu disinfektan permukaan benda yang digunakan bersama.

 


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER