Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Berita Utama > Jamaah Indonesia Tiba di Makkah, Siap Sambut Puncak Haji

Jamaah Indonesia Tiba di Makkah, Siap Sambut Puncak Haji

Berita Utama | Senin, 2 Juni 2025 | 06:13 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Jamaah Indonesia Tiba di Makkah, Siap Sambut Puncak Haji

KABARINDO, MAKKAH - Kementerian Agama melaporkan sebanyak 203.149 orang calon haji reguler yang tergabung dalam 525 kelompok terbang (kloter) telah tiba di Makkah dan kini memasuki masa tenang untuk mempersiapkan diri menghadapi puncak ibadah haji.

"Seluruh jamaah haji Indonesia kini telah berada di Kota Makkah dalam keadaan aman dan sehat," ujar Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin di Makkah, Ahad.

Puncak haji akan dimulai dengan pemberangkatan jamaah ke Arafah pada 8 Dzulhijah 1446 H, bertepatan dengan 4 Juni 2025. Kamaruddin mengajak jamaah untuk fokus menyiapkan diri menuju fase Armuzna.

Salah satu persiapannya yakni dengan mengurangi aktivitas di luar tenda atau hotel, istirahat yang cukup, dan menjaga kebersihan serta memperbanyak konsumsi air putih.

Pada Minggu, layanan Bus Shalawat telah diberhentikan sementara. Bus akan kembali melayani jamaah pada Selasa, 14 Dzulhijah atau 10 Juni 2025 pukul 00.00 WAS.

"Jamaah diimbau untuk tetap beribadah di hotel masing-masing dan menghindari aktivitas di luar ruangan kecuali untuk keperluan mendesak," kata Kamaruddin.

Selain itu, layanan katering reguler di hotel digantikan dengan makanan siap saji jelang puncak haji. Distribusi sudah dilakukan secara bertahap untuk 6 kali makan dengan rincian 7 Dzulhijah (3 Juni) 3 kali makan, 8 Dzulhijah (4 Juni) 1 kali makan, serta 13 Dzulhijah (9 Juni) 2 kali makan.

"Makanan ini dapat langsung dikonsumsi. Nasi sebaiknya direndam air selama 5–10 menit sebelum disantap, lauk dapat dimakan langsung tanpa pemanasan. Setelah kemasan dibuka, makanan tidak boleh disimpan ulang, demi alasan kesehatan," kata Kamaruddin.

Adapun selama puncak haji di Armuzna, jamaah akan mendapatkan 15 kali makan dan 1 snack berat, yaitu 5 kali makan di Arafah, 1 kali snack berat di Muzdalifah, dan 10 kali makan di Mina.

"Makanan disiapkan dengan memperhatikan gizi, daya tahan, dan kondisi medan saat puncak ibadah," kata Kamaruddin.

Kamaruddin juga menjelaskan dua skema pergerakan jamaah sebagai upaya mengurai kepadatan Muzdalifah dan Mina, yaitu Murur dan Tanazul.

Murur adalah pergerakan jamaah dari Arafah dengan bus yang hanya melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan. Mereka langsung melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melakukan lempar jumrah dan mabit.

Skema ini akan diterapkan secara selektif, khususnya bagi jamaah lansia, disabilitas, dan yang uzur. Tahun ini, diperkirakan sekitar 50.000 orang akan mengikuti skema murur.

Sedang tanazul adalah pemulangan lebih awal ke hotel di Makkah setelah selesai lempar jumrah aqabah. Skema ini bertujuan untuk mengurai kepadatan di tenda Mina.

"Sekitar 30.000 orang, terutama dari sektor Syisyah dan Raudhah, dijadwalkan mengikuti tanazul. Mereka yang melempar jumrah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah tidak kembali ke tenda di Mina, tetapi langsung kembali ke hotel masing-masing," kata Kamaruddin.


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER